Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Manggis Kewalahan Penuhi Permintaan Ekspor

Para petani manggis di Kabupaten Tasikmalaya terpaksa mendatangkan buah manggis dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan pasar, terutama ekspor.

Bisnis.com, TASIKMALAYA--Para petani manggis di Kabupaten Tasikmalaya terpaksa mendatangkan buah manggis dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan pasar, terutama ekspor.

Ketua Gapoktan Manggis Arta Mukti Kabupaten Tasikmalaya Sumpena mengatakan saat ini permintaan untuk ekspor terus meningkat, bahkan tidak pernah mencukupi meskipun musim panen raya.

Untuk memenuhi kebutuhan, katanya, pihaknya mendatangkan manggis dari luar daerah seperti Subang, bahkan luar pulau Jawa.

"Kami terpaksa mendatangkan manggis ini dari luar daerah karena permintaan yang cukup banyak," katanya kepada Bisnis.com, Senin (10/3/2014).

Menurutnya, pasokan dari Subang dikumpulkan terlebih dahulu di Puspahiang - Tasikmalaya. Sedangkan pasokan dari luar Jawa seperti dari Medan langsung dikirim ke Jakarta, kepada eksportir.

Dalam sehari, pihaknya bisa memasok manggis hingga 150 ton dengan tujuan China dan sebagian kecil ke Abu Dhabi. "Sedangkan  di dalam negeri hanya ke Surabaya dan Jakarta," jelasnya.

Sumpena menyebutkan harga manggis kualitas super 1 dibandrol seharga Rp23.000/kg, manggis super 2 Rp14.000/kg, serta manggis kualitas biasa Rp9.000/kg.

“Untuk kualitas ekspor seleksinya sangat ketat, yang bobot setiap kg hanya 6-10 butir manggis."

Tak hanya itu, katanya, akibat cuaca ekstrem membuat produksi manggis di kawasan itu menjadi menyusut.

"Musim hujan yang terus terjadi membuat pohon manggis yang berbuah diperkirakan hanya 5% dari total tanaman manggis di Kabupaten Tasikmalaya," katanya.

Berdasarkan catatan Bisnis, jumlah pohon manggis yang dipanen di Kabupaten Tasikmalaya pada 2013 mencapai175.050 pohon yang tersebar di areal 1.836 hektare dengan produksi mencapai 173.610 kwintal.

PT. Alamanda Sejati Utama mengaku produksi manggis diprediksi akan terjadi penyusutan akibat bunga yang rusak, bahkan diserang hama.

Manager Research and Development PT. Alamanda Sejati Utama Agus Edi Wahluya mengatakan pihaknya belum bisa memprediksi berapa penyusutan produksi manggis itu.

"Kami belum bisa menyebutkan berapa penyusutannya. Namun hal ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas ekspor karena  jumlah permintaan masih bisa dipenuhi," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper