Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maersk Line Bakal Bersandar di Pelabuhan Bitung

Pengelolah pelabuhan peti kemas Bitung memastikan kapal Maersk Line bakal merapat di Bitung pada April mendatang. Maersk Line merupakan salah satu perusahaan layanan transportaai kontainer dan logistik untuk pemerintah AS.
Maersk Line bakal merapat di Bitung pada April 2014
Maersk Line bakal merapat di Bitung pada April 2014

Bisnis.com, BITUNG - Pengelolah pelabuhan peti kemas Bitung memastikan kapal Maersk Line bakal merapat di Bitung pada  April mendatang. Maersk Line merupakan salah satu perusahaan layanan transportaai kontainer dan logistik untuk pemerintah AS.

General Manager Bitung Container Terminal, Kalbar Yanto mengatakan kapal Maersk Line direncanakan akan mampir ke Bitung pada 8 April mendatang. Namun, berhubung pada 9 April ada pemilu legislatif, pihaknya tengah meminta Maersk Line untuk mengatur ulang jadwal.

"Rencananya tanggal 8 April tapi besoknya pemilu dan libur sehingga tidak ada aktivitas di pelabuhan. Kami terus berdiskusi dengan mereka karena pemilu itu. Yang pasti pada April nanti akan menjadi yang perdana Maersk Line bersandar di Bitung," ujarnya kepada Bisnis di Bitung, Sabtu (8/3/2014)

Kalbar menuturkan kapal kargo milik Maersk Line yang akan mampir merupakan kapal dengan rute menuju Singapura. Berdasarkan kajian Pelindo IV perjalan dari Bitung langsung ke Singapore tanpa melalui Jakarta atau Surabaya dapat menghemat waktu sekitar 14 hari.

Kalbar memproyeksikan kehadiran perusahaan sekelas Maersk Line dapat meningkatkan daya tarik Bitung. Pasalnya Maersk Line merupakan salah satu perusahan kargo terbesar di dunia.

Adapun,  Maerks Line memiliki kapal sebanyak 500 buah untuk membawa kontainer. Dalam setahun, Maersk Line diperkirakan dapat menyalurkan sekitar 1,4 juta kontainer berhasil disalurkan ke berbagai belahan dunia.  Nama Maersk Line belakangan menjadi terkenal karena menjadi setting cerita  dalam film Captain Phillips.

Walaupun berupaya menggandeng semakin banyak perusahaan kargo internasional, Karbal mencemaskan kondisi industri Sulut yang belum bertumbuh maksimal. Pasalanya, sejauh ini, muatan balik yang bisa diangkut dari Bitung hanya sekitar 30% dari total kontainer yang dibongkar di Bitung. Pihaknya terus meningkatkan komunikasi dengan kementerian terkait untuk mendorong industri di Sulut sehingga tidak hanya menjadi tujuan impor atau pasar saja.

"Paling tinggi muatan balik dari bitung hanya mengisi 30% dari seluruh kontainer yang dibongkar. Mayoritas masih produk andalan seperti ikan tuna, kelapa, pala, dan komoditas turunannya," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper