Bisnis.com, MEDAN - Untuk mengantisipasi laju kumulatif inflasi yang tinggi pada tahun ini, Sumatra Utara fokus pada pasokan dua komoditas bahan pangan yakni cabai dan bawang merah.
Adapun, Dinas Pertanian Provinsi Sumut pada tahun ini telah menyiapkan lahan total 106 hektare untuk bawang merah dan 32 hektare untuk cabai.
Kepala Dinas Pertanian Sumut Muhammad Roem memaparkan, dari total pengembangan lahan bawang merah, 91 hektare didanai dari APBN dan 15 hektare dari APBD.
Di Samosir, Roem menuturkan akan menggarap lahan 61 hektare, Tobasa 15 hektare, dan Tapanuli Utara 15 hektare. Sementara itu, dari APBD akan dialokasikan untuk menggarap 5 hektare di Humbang Hasundutan, 3 hektare di Tobasa, dan 7 hektare di Tapanuli Utara.
Untuk meningkatkan pasokan cabai, pada tahun ini, Roem mengatakan akan menggarap lahan di Batubara 2 hektare, dan Tapanuli Utara 30 hektare.
"Kami akan memprioritaskan kedua komoditas pangan tersebut tahun ini. Bagaimana agar pasokan aman, sehingga harga tidak melambung tinggi. Apalagi untuk bawang merah, Sumut punya potensi," ujar Roem, Rabu (26/2/2014).
Berdasarkan data Kantor Wilayah IX Bank Indonesia Sumut dan Aceh, laju inflasi Sumut pada tahun lalu 10,18% terutama dipengaruhi volatile food 13,29% year on year (YoY).
Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah IX Hari Utomo menyebutkan, tingginya inflasi volatile food terutama dipengaruhi subkelompok bumbu terutama cabai dan bawang merah.
"Pada tahun lalu, banyak lahan cabai yang mengalami gagal panen terutama akibat curah hujan yang tinggi dan erupsi Gunung Sinabung. Pasokan cabai di Sumut terganggu," tutur Hari.
Selain itu, pada Januari 2014, sub kelompok bahan pangan masih memiliki pengaruh paling dominan terhadap inflasi Sumut 1,1%. Cabai memiliki andil inflasi 1,1% dan bawang merah 0,51%.