Bisnis.com, JAKARTA—Kemenkeu memperkirakan rasio defisit transaksi berjalan terhadap pertumbuhan domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2014 di bawah level 2% seiring upaya pemerintah menahan konsumsi barang impor.
“Defisit transaksi berjalan terhadap PDB pada kuartal IV/2013 itu kan 1,98%. Pada kuartal I/2014, kami perkirakan masih akan sekitar itu juga,” ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, Jumat (14/02).
Dia menjelaskan pemerintah tetap menjaga konsumsi masyarakat akan barang impor tetap terkendali. Menurutnya, meredam barang impor konsumsi dapat membantu pemerintah mengurangi defisit transaksi berjalan.
Salah satunya dengan memberlakukan pajak penghasilan (PPh) impor. Menurutnya, penerapan PPh impor dengan tarif 7,5% telah dilakukan sejak Januari 2014 yang lalu. Dia berharap disinsentif pajak ini bisa semakin menekan impor.
Sekadar informasi, pemerintah sebelumnya mengenakan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 atas impor sebesar 7,5% kepada 870 pos tarif barang (harmonized system/HS) serta dua barang modal yakni handphone dan laptop.
Di samping itu, Bambang menilai ekspor pada kuartal pertama akan terganggu akibat hilangnya kontribusi dari ekspor mineral mentah. Kendati demikian, nilai rupiah yang terdepresiasi akan membantu peningkatan nilai ekspor terutama dari produk andalan manufaktur.
“Jadi kalau saya lihat peluangnya di kisaran yang bagus lah. Saya masih beranggapan asal tetap 2% itu bagus. Artinya sekarang di bawah dua itu bagus. Kalaupun ada penurunan mudah-mudahan tidak terlalu jauh dari dua,” katanya.