Bisnis.com, JAKARTA - Potensi pasar pembiayaan perumahan kelas menengah ke bawah masih sangat besar, sehingga diperlukan penyediaan rumah dengan harga terjangkau.
Direktur Utama PT.Sarana Multigriya Finansial (SMF), Raharjo Adisusanto, mengatakan pasar Indonesia saat ini masih kekurangan pasokan rumah sekitar 15 juta unit.
“Selama ini pendanaan kredit perumahan rakyat (KPR) masih dominan disalurkan perbankan sehingga diperlukan sinergi dari pemerintah dan Kementerian Perumahan Rakyat,” katanya dalam seminar bertema Kiat Pendanaan KPR Saat Bunga Tinggi yang diselenggarakan Bisnis Indonesia Rabu (12/2/2013).
Dia mengemukakan rasio KPR terhadap GDP masih sekitar 3%. Rendahnya rasio tersebut memberikan dampak pada industri lain.
Tantangannya saat ini adalah target pasar perumahan masih didominasi oleh masyarat berpenghasilan atas.
Menurutnya, dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), kondisi tersebut juga mengerek bunga KPR menjadi naik.
"Guna menyesuaikan kemampuan debitur di saat bunga tinggi, maka dibutuhkan KPR yang lebih panjang dengan cicilan tetap saat likuiditas ketat".