Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia kini menjadi salah satu pasar penerbangan yang sangat besar dengan 83,7 juta perjalanan udara domestik dan internasional pada 2013, serta laju lalu-lintas udara paling tinggi di dunia.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyebut penumpang angkutan udara domestik tumbuh rata-rata 13,8% per tahu antara 2009-2013, dan angkutan udara internasional 19,3% pada periode yang sama.
"Ketika perjalanan udara global tumbuh 5% per tahun atau menjadi dua kali lipat setiap 15 tahun, perjalanan udara di Indonesia menjadi dua kali lipat setiap 10 tahun," katanya dalam acara Air Transport Seminar between Indonesia and Japan, Senin (10/2).
Saat ini Indonesia memiliki 22 maskapai di bawah AOC (Air Operator Certificate) 121--maskapai yang mengoperasikan pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk--dan 35 maskapai di bawah AOC 135 (kapasitas pesawat di bawah 30 tempat duduk).
Maskapai tersebut, lanjut Bambang, melayani sekitar 400 penerbangan rute domestik dan internasional yang menghubungkan 121 kota di Indonesia dan 21 negara.
Sejalan dengan pertumbuhan industri penerbangan itu, Indonesia kini jadi salah satu pembeli pesawat terbesar di dunia.
"Pengadaan pesawat udara di Indonesia antara 2009 dan 2013 tumbuh rata-rata 11,8% per tahun (CAGR), dan untuk tahun 2014 pengadaan pesawat udara akan berjumlah setidaknya 250 pesawat," katannya.
Pertumbuhan lalu-lintas udara yang tinggi kurang bisa diantisipasi pembangunan infrastruktur bandara. Seluruh bandara yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II mengalami masalah kelebihan kapasitas.
Bambang menyebutkan corwdiness index atau indeks kepadatan bandara-bandara tersebut telah melampaui nilai 1,0 yang menandakan kapasitas terminal telah melewati 100%.
Untuk diketahui, AP I dan AP II masing-masing mengoperasikan 13 bandara. Selain itu terdapat 273 bandara yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dioperasikan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara.