Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Konsumer dan Telekomunikasi jadi Andalan pada Tahun Pemilu

Selain investasi di sektor keuangan, laju pertumbuhan investasi sektor riil di tahun pemilu juga semakin melesat cepat. Beberapa sektor semakin menarik terlebih di sektor konsumsi bukan properti
Produk Konsumsi/Bisnis
Produk Konsumsi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Selain investasi di sektor keuangan, laju pertumbuhan investasi sektor riil di tahun pemilu juga semakin melesat cepat. Beberapa sektor semakin menarik terlebih di sektor konsumsi bukan properti.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan minat investasi di properti sudah berkurang mengingat kebijakan pemerintah yang mengurangi ekspansi properti dan mengurangi impor. Sektor riil yang kini populer adalah manufaktur yang berbasis consumer.

“Bank Indonesia tetap mendanai pembiayaan sektor riil tetapi dari properti beralih ke manufaktur yang bersifat relatif defensif,” ujarnya kepada Bisnis.

Selain itu, sektor riil bentuk jasa seperti telko merupakan sektor yang paling menguntungkan di tahun pemilihan umum (pemilu). Peningkatan pendapatan di sektor telko terkait dengan komunikasi antar partai dan keperluan kampanye.

Peningkatan pendapatan di sektor ini merupakan yang paling signifikan di awal 2014 yang mengalami kenaikan 10% dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu.

Selain sektor telko, kata Lana, sektor infrastruktur juga diklaim akan menjadi sektor yang mendulang untung. Hal ini disebabkan presiden terpilih esok April pasti akan  melakukan perbaikan di segala aspek termasuk infrastruktur. Sektor ini dipilih karena hal ini merupakan bukti nyata kinerja presiden dan pemerintah yang dapat disaksikan langsung pembangunannya oleh rakyat.

Sektor agresif lainnya ditemukan di sektor jasa ritel, trading dan hotel dan transportasi. “Kalau mau lebih aman lagi, investasi lah di sektor consumer yang berupa makanan,” ujarnya.

Untuk mencari keamanan di tahun ini, para investor sektor riil harus benar-benar memilki pertimbangan momentum. Hindari investasi terkait dengan perbankan seperti properti.

Salman Fajari, Analis Properti Bahana mengatakan investasi properti dilihat dari segi earnings pada tahun ini cukup bagus karena hasil dari marketing sales 1 hingga 2 tahun yang lalu. Namun pada 2015, investasi di properti mengalami tekanan dikarenakan marketing sales tahun ini bergerak melambat. Hal ini disebabkan kebijakan Bank Indonesia yang memperketat ekspansi bisnis properti.

“Investasi sektor riil yang aman dan menjanjikan selama 2014 adalah sektor consumer dan telko,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper