Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Banjir, Sektor Pertanian Rugi Rp2,54 Triliun, Padi 39.801 Ha Puso

Sektor pertanian menderita kerugian hingga Rp2,54 triliun akibat banjir selama Oktober 2013- Januari 2014, dengan total area terkena banjir seluas 240.683 hektare.
 Sawah Kebanjiran/Antara
Sawah Kebanjiran/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor pertanian menderita kerugian hingga Rp2,54 triliun akibat banjir selama Oktober 2013- Januari 2014, dengan total area terkena banjir seluas 240.683 hektare.

"Sejak Oktober 2013 hingga Januari 2014 total area terkena banjir seluas 240.683 hektare. Kerugian terbesar akibat rusaknya tanaman padi di lahan sawah yang tercatat seluas 235.543 hektare," kata Menteri Pertanian Suswono dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (3/2).

Suswono menjelaskan tanaman pangan yang terkena banjir seluas 236.846 hektare dengan kerugian sebesar Rp2,34 triliun, Hortikultura seluas 643 hektare dengan nilai kerugian mencapai Rp9,99 miliar.

Menurutnya, sawah yang rusak terdiri dari 39.801 hektare berupa tanaman padi terkena puso, selain itu rusaknya jaringan irigasi tingkat usaha tani dengan kerugian mencapai Rp2,37 triliun.

Adapun lahan perkebunan mencapai 3.194 hektare dengan nilai kerugian mencapai Rp114,44 miliar, dan peternakan kerugiannya mencapai Rp30,51 miliar.

Menurut Mentan, banjir terjadi di 16 provinsi, terluas di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Selatan, dan Aceh.

"Puso yang parah terjadi di Jawa Tengah seluas 11.931 hektare," katanya.

Menyinggung dana bantuan untuk membantu petani yang terkena banjir pada 2014, Suswono mengatakan diperlukan anggaran sebesar Rp510,07 miliar untuk kegiatan-kegiatan yang belum tersedia anggarannya.

Anggaran tersebut, menurut dia, akan membantu petani pada areal tanaman pangan sebesar Rp319,27 miliar termasuk untuk puso atau sawah yang rusak terkena banjir.

Selanjutnya anggaran untuk areal perkebunan sebesar Rp25,78 miliar dan bantuan peternakan sebesar Rp165,02 miliar.

"Kami sangat mengharapkan dukungan Komisi IV untuk pemenuhan kekurangan anggaran penanganan akibat banjir di sektor pertanian," katanya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper