Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Butuh Transfer Teknologi Sadar Karet

Gabungan Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Jawa Barat menilai penyuluhan penerapan teknologi penyadapan tanaman karet memang mendesak dilakukan.
Harga hasil produksi petani jauh lebih rendah karena penyadapan yang dilakukan tidak diperbaiki. /bisnis.com
Harga hasil produksi petani jauh lebih rendah karena penyadapan yang dilakukan tidak diperbaiki. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Jawa Barat menilai penyuluhan penerapan teknologi penyadapan tanaman karet memang mendesak dilakukan.

Ketua Gapperindo Jabar Mulyana Sukandar mengatakan perilaku pengolahan karet saat ini masih mengandalkan cara tradisional dan sistem produksi yang kurang tepat, seperti penyadapan karet bokar [getah karet dipenuhi sampah].

Kondisi demikian membuat mutu hasil produksi penyadapan menjadi kurang baik, dengan nilai jual lebih rendah dibandingkan dengan penampungan getah karet di atas mangkuk.

"Pemerintah yang berperan memberikan penyuluhan teknologi sederhana yang diterapkan kepada petani, agar petani rakyat bisa memproduksi karet yang bermutu dan bernilai jual tinggi," katanya.

Pihaknya menganggap wajar harga hasil produksi petani jauh lebih rendah karena penyadapan yang dilakukan tidak diperbaiki.

Meski demikian, dia mengaku untuk mengubah perilaku itu tidak mudah, dan membutuhkan waktu panjang karena menyangkut dengan kebiasaan petani. Namun kebiasaan itu sedini mungkin harus diperbaiki agar produksi karet berkembang.

"Dengan iming-iming harga jual lebih tinggi mendongkrak pendapatan petani, perilaku pengolahan karet yang dilakukan petani bisa berubah lebih baik lagi," ujarnya.

Pihaknya juga meminta pemerintah membuat lembaga permodalan khusus untuk menjamin kebutuhan petani karet guna meringankan beban kebutuhan petani. “Harga karet itu cenderung fluktuatif sehingga diperlukan lembaga permodalan khusus guna kebutuhan hidup sehari-hari,” katanya. (Adi  Ginanjar Maulana/Wandik Panca Adiguna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper