Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah sulit untuk menalangi utang PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sebanyak Rp6,7 triliun.
"Silakan bahas dulu di internal, setelah selesai baru dibawa ke rapat koordinasi. Buat saya, Rakor untuk melihat perencanaan bisnisnya. Kalau tidak masuk akal, ya sudah, ditutup saja," kata Hatta di Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Namun, lanjut Hatta, pemerintah masih memberikan kesempatan kepada PT Merpati Nusantara Airlines untuk bangkit dan menyelesaikan persoalan internal perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan mitra yang akan diajak kerjasama.
Pada Rabu (22/1/2014) PT Merpati Nusantara Airlines telah menunjuk PT Bentang Persada Gemilang dan PT Amagedon Indonesia sebagai mitra kerja sama operasional (KSO) untuk menjadi investor dan membenahi kinerja.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengatakan kemitraan dengan kedua perusahaan itu akan membentuk anak usaha baru bernama PT Merpati Aviation Service.
"Merpati Aviation Service nantinya akan menangani seluruh rencana pengembangan bisnis yang disiapkan oleh kedua mitra KSO tersebut," kata Dahlan.
Pada Selasa (28/1), Dahlan mengatakan manajemen PT MNA sedang menyelesaikan persoalan perusahaan dengan melepas anak usaha PT Merpati Maintenance Facilities (MMF) dan Merpati Training Center.
"Dalam rencana bisnis, manajemen sudah memutuskan MMF diambilalih PT Perusahaan Pengelolaan Aset untuk dicari investornya," kata Dahlan.
Hatta Rajasa: Kalau Tidak Masuk Akal, [Merpati] Tutup Saja
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah sulit untuk menalangi utang PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sebanyak Rp6,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Martin Sihombing
Editor : Martin Sihombing
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu