Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Negara Seharusnya Dipangkas

Pemangkasan belanja negara diusulkan menjadi pilihan yang harus diambil pemerintah dalam APBN Perubahan 2014 guna merespons perubahan beberapa asumsi makroekonomi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pemangkasan belanja negara diusulkan menjadi pilihan yang harus diambil pemerintah dalam APBN Perubahan 2014 guna merespons perubahan beberapa asumsi makroekonomi.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz melihat penerimaan pajak agaknya sulit mencapai target sebagaimana performa tahun-tahun sebelumnya, sehingga membuka peluang bagi pemerintah untuk mengoreksi di bawah target semula.

Sementara itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan lifting yang kemungkinan tidak menggapai target membuat belanja negara, terutama subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, membengkak.

Menurut Harry, semestinya pemerintah memangkas belanja yang tidak penting untuk menutup pembengkakan subsidi energi, bukan memperbesar belanja alias memperlebar defisit anggaran yang berujung pada penambahan utang.

“Saya tidak setuju defisit. Pembiayaan harus untuk project. Saya tidak setuju kalau harus utang untuk subsidi. Belanjanya harus dikurangi. Harus seleksi belanja yang tidak penting,” katanya seusai  mengikuti Diskusi Pakar bertema Reorientasi Politik Pembangunan dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan yang digelar Bisnis Indonesia dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), Selasa (28/1/2014).

Jika pemangkasan belanja menjadi pilihan, maka ini menjadi langkah yang pertama kali ditempuh pemerintah sejak tradisi ‘target pajak diturunkan, belanja dinaikkan’ dilanggengkan  mulai 2008 dalam penyusunan APBN perubahan.

Seperti diketahui, sejak awal tahun rupiah bergerak di level Rp12.000 per dolar Amerika Serikat atau terdeviasi hampir 15% dari asumsi dalam APBN 2014 sebesar Rp10.500 per dolar AS.

Lifting minyak pun kemungkinan meleset dari asumsi awal 870.000 barel per hari (bph). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewacanakan pemangkasan target lifting 2014 menjadi 820.000 bph karena kondisi beberapa sumur minyak bumi yang sudah tua dan sulit dioptimalkan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bahkan melaporkan realisasi lifting harian saat ini hanya 745.000 bph karena terkendala cuaca buruk.

Tak hanya subsidi BBM yang diperkirakan membengkak dari Rp210,74 dalam pagu APBN 2014 menjadi Rp252 triliun, sejalan dengan kurs rupiah yang diperkirakan meleset 20% dari asumsi. Subsidi listrik pun diperkirakan bertambah menjadi  Rp85 triliun dari pagu APBN Rp71 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper