Bisnis.com, JAKARTA - Pusat perbelanjaan dituntut untuk bisa berbenah dan meremajakan diri seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat kota dengan pola hidup yang lebih modern.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan proses renovasi mal dibutuhkan agar bisa mengikuti perkembangan yang ada.
“Saat ini mal dituntut untuk bisa menjadi tempat bagi komunitas untuk berkumpul. Kondisi ini berbeda dengan mal 20 tahun yang lalu. Saat itu mal serupa kumpulan toko-toko yang lebih besar,” ujarnya di sela-sela Seminar dan Rakernas DPP APPBI di Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Karena kebutuhan tersebut, mal harus mampu menyediakan area yang bisa memfasilitasi kegiatan pameran, olahraga, pendidikan, atau tempat berkumpul. Menurutnya, ada kemungkinan terjadinya pertumbuhan bangunan mal dengan ukuran yang lebih besar dari saat ini.
Dia memaparkan pembangunan mal rata-rata di Jabodetabek memiliki ketinggian 5-6 lantai, sementara di daerah sedikit lebih rendah dari itu. Ada keyakinan desain mal yang lebih baik adalah bangunan yang tidak terlalu tinggi.
“Saya kira nanti bisa lebih tinggi dari itu. Terbukti mal di Hong Kong dengan ketinggian hingga 20 lantai tetap ramai. Artinya, mal bisa dibangun lebih tinggi, dengan catatan perlu diperhatikan kemudahan akses perpindahan pengunjung antar lantai,” paparnya.