Bisnis.com,, JAKARTA– Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mendapatkan arahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mendongkrak ekspor produk non migas untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
Hal itu dikemukakan Gita usai bertemu dengan Presiden di Kantornya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/1/2013). Dalam peremuan tersebut, Gita mengaku mendapatkan arahan tersebut dari Presiden.
“Pokoknya (Presiden minta) dikencengin saja ekspor non migas. Arahannya begitu. Saya rasa kalau surlpus non migas di 2013 itu bisa di atas US$6 miliar, di 2014 sangat bisa sampai US$7 miliar,” ujarnya.
Lebih lanjut Gita mengaku optimistis surplus perdagangan non migas dapat menembus angka US$7 miliar pada tahun ini. Apalagi, ujarnya, surplus perdagangan non migas pada tahun lalu diproyeksikan mencapai lebih dari US$6 miliar.
Gita mengaku optimistis terhadap peluang kinerja ekspor non migas RI pada tahun ini lantaran tanda-tanda positif pemulihan kondisi perekonomian global dan regional.
“Produk andalan kita untuk ekspor non migas seperti minyak kelapa sawit, produk manufaktur, dan lain-lain,” katanya.
Dia menjelaskan tren ekspor non migas selama 11 bulan pertama 2013 mengalami kenaikan volume meskipun terjadi di tengah penurunan harga minyak dunia. Namun demikian dia mengaku optimistis ekspor sejumlah produk non migas pada awal tahun ini akan meningkat.
“Ekspor beberapa komoditas Indonesia, termasuk kelapa sawit, ke Tiongkok dan India meningkat. Harganya juga meningkat dalam 3 bulan terakhir. Mudah-mudahan dapat berkelanjutan di awal 2014 dan seterusnya. Itu akan sangat membantu untuk neraca perdagangan,” katanya.
Pasalnya, perdagangan minyak mentah dan gas diperkirakan masih akan menyumbangkan defisit terhadap neraca perdagangan.
“Minyak mentah kan impornya masih banyak, tidak turun-turun. Defisit minyak mentah atau migas itu lebih dari US$11 miliar dolar. Tapi kalau non migas kan surplusnya US$6 miliar. Jadinya secara nett defisit US$5 miliar,” katanya.