Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Gas Industri Diprediksi Naik 10% Tahun Ini

Kebutuhan gas industri tahun ini diprediksi meningkat 10% dibandingkan dengan 2013, sehingga pengusaha gas meminta pemerintah merealisasikan janji soal jaminan pasokan gas untuk industri.
Kilas Migas/Bisnis
Kilas Migas/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan gas industri tahun ini diprediksi meningkat 10% dibandingkan dengan 2013, sehingga pengusaha gas meminta pemerintah merealisasikan janji soal jaminan pasokan gas untuk industri.

Ketua Forum Pengguna Industri Gas Bumi (FPIGB) Achmad Safiun mengatakan kebutuhan gas industri, khusus sektor manufaktur pada 2013 mencapai 1.200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Adapun tahun ini, kebutuhan gas diprediksi naik 10% seiring dengan tumbuhnya industri baru di dalam negeri. Dengan demikian, pasokan gas yang diperlukan juga semakin besar.

“Namun sayangnya, sampai 2014 ini pasokan gas tidak akan bertambah, padahal kebutuhan terus meningkat. Kami minta pemerintah jangan janji-janji terus kalau gas diprioritaskan untuk domestik termasuk industri, kenyataannya belum terlihat,” kata Safiun ketika dihubungi Bisnis, Rabu (8/1).

Tidak bertambahnya pasokan gas disebabkan oleh pembangunan pipa gas yang belum terselesaikan. Satu-satunya jalur pipa gas yang dijanjikan akan beroperasi pada tahun ini adalah pembangunan pipa gas dari Arun ke Belawan oleh Pertamina Gas (Pertagas), yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).

Kapasitas pipa yang berdiameter 24 inchi ini mencapai 200 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Rencananya, sebanyak 80 MMscfd-90 MMscfd akan dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Belawan). Sedangkan sisanya sekitar 110 MMscfd-120 MMscfd akan dialirkan untuk industri di Sumatra Utara.

Nantinya, gas yang akan dialirkan melalui pipa Arun-Belawan bukan hanya berasal dari revitalisasi Kilang LNG Arun. Namun, akan ada pasokan juga dari Blok A, Aceh (Medco E&P Indonesia) dan Sumur Benggala yang dikelola Pertamina EP.

“Itu pun janjinya, tidak tahu apakah bisa diselesaikan atau tidak. Pemerintah, mulai dari presiden sampai menteri hanya bisa bicara, pidato dan teken di atas kertas, tetapi kenyataannya tidak ada gas diprioritaskan, gas masih saja diekspor,” ujar dia.

Dia mencontohkan pembangunan pipa gas Gresik-Semarang dan Semarang-Cirebon hingga kini prosesnya masih berlarut-larut. Padahal, proses sudah dimulai sejak lama. “Tahun ini akan banyak industri baru, begitu juga smelter, pasti membutuhkan gas. Tapi kenyatannya, pasokan gas tidak bertambah.”

Pada sisi lain, pelaku industri tidak begitu antusias menggunakan gas alam cair (liquied natural gas/LNG) lantaran harganya yang cukup tinggi dan sulitnya dari sisi transportasi.

Pada 2013, dari kebutuhan sebesar 1.200 MMscfd, pasokan gas yang diperoleh sektor industri manufaktur hanya sekitar 700 Mmscfd. Bahkan, untuk kawasan industri Medan (KIM), dari kebutuhan 235 MMscfd, kebutuhan yang bisa dipenuhi tidak sampai setengahnya. “Di Medan, tahun lalu krisis gas, akhir tahun dapat tambahan 4MMscfd, tetapi itu masih jauh dari kebutuhannya,” tambah dia.

Kepala Unit Kaca Pengaman Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan saat ini banyak investor kaca, baik lokal dan luar negeri yang wait and see melihat kestabilan gas di dalam negeri.

Menurutnya, banyak investor yang maju mundur karena permasalahan gas di dalam negeri yang tak kunjung terselesaikan. “Soalnya kan sekali nyudut api dan nyala, itu tidak boleh mati, begitu kalau di industri kaca. Jadi harus dipertahankan terus, banyak yang takut tiba-tiba pasokan gas tidak ada atau habis,” jelasnya.

Dalam Undang-Undang Perindustrian yang baru disahkan akhir tahun lalu, pemerintah berkomitmen akan memberikan pengamanan dan jaminan pasokan energi untuk industri tahun ini. Hal ini lantaran, sebagian besar masalah industri yang menggunakan bahan bakar atau bahan baku energi adalah pasokan yang masih kurang mencukupi.

Pemerintah, dalam hal ini, Kemenperin dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sudah melakukan pertemuan intensif untuk memetakan pasokan energi jangka panjang. “Komitmen itu, yang penting harus dilaksanakan. Sekarang, industri keramik, kaca, logam, pengecoran pada teriak kekurangan gas,” lanjut Safiun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper