Bisnis.com, JAKARTA - Produksi palawija sepanjang 2013 turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan penyebab produksi palawija turun yaitu iklim kemarau basah. Padahal, palawija cocok ditanam saat musim kemarau.
Faktor lain, katanya, sektor pendukung lainnya tidak berjalan dengan baik seperti ketersediaan lahan.
"Selain kemarau basah, banyak faktor pendukung yang tidak berjalan optimal, seperti ketersediaan lahan, penyediaan anggaran dan juga rusaknya infrastruktur," katanya, Selasa (7/1/2014).
Penurunan produksi palawija terjadi pada komoditas strategis seperti jagung dan kedelai yang turun masing-masing 4,5% dan 3,5%.
Produksi jagung pada 2012 mencapai 19,39 juta ton pipilan kering dan kedelai mencapai 0,84 juta ton.
Pada 2013, Aram BPS menyebutkan produksi jagung hanya 18,51 juta ton dan kedelai hanya 0,81 juta ton saja.
Selain itu, ubi jalar dan kacang hijau juga mengalami penurunan produksi masing-masing 4,71% dan 26,06%. Tercatat, produksi ubi jalar pada 2013 hanya 2,37 juta ton, padahal pada 2012 mencapai 2,48 juta ton, pada 2013 dan kacang hijau pada 2013 hanya 210.000 ton, padahal sebelumnya mampu mencapai 284.000 ton.