Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi AS Melaju, Indonesia Tetap Waspadai Kemungkinan Buruk

Meskipun pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprediksi sebagian ekonom akan melaju dengan cepat pada 2014, namun pemerintah Indonesia masih tetap mewaspadai kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
Menter Keuangan M. Chatib Basri
Menter Keuangan M. Chatib Basri

Bisnis.com, JAKARTA—Meskipun pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprediksi sebagian ekonom akan melaju dengan cepat pada 2014, namun pemerintah Indonesia masih tetap mewaspadai kemungkinan buruk yang dapat terjadi.

Prediksi terbaru pertumbuhan AS pada 2014 mencapai 2,8% dan hal tersebut menumbuhkan rasa optimisme besar atas terbuka lebarnya peluang Indonesia untuk meningkatkan jumlah ekspor ke negeri Paman Sam tersebut.

“Tentu saja pemerintah juga pasti menyiapkan rencana-rencana lain jika perekonomian global pada 2014 berubah seperti yang tidak diinginkan,” ujar Luky Alfirman, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin (6/1/2013).

Luky beranggapan, mitra dagang Indonesia tidak hanya dengan Amerika, tetapi China juga merupakan negara tujuan ekspor prospektif.

Menurutnya, meskipun saat ini pertumbuhan ekonomi China banyak diberitakan mengalami perlambatan, namun dengan mengacu pada pertumbuhan pada 2013 yang mencapai 7,7%, angka jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, sehingga China tetap menjadi salah satu pasar favorit tujuan ekspor.

Indeks manufaktur China pada Desember 2014 merosot dalam 4 bulan terakhir ke level terendah, dan menurut Biro Statistik & Federasi Logistik China, purchasing Manager’s Index berada di 51 poin.

Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu mengatakan, bahwa lembaga yang dipimpinya pada 2014 ini kembali akan merilis instrumen Global Bonds, Samurai Bonds, Euro Bonds dan lainnya.

Menurut Robert, pihaknya sudah melakukan penelitian, survey dan berbincang-bincang dengan para investment banking dan hasilnya menunjukan bahwa instrumen-instrumen tersebut memungkinkan untuk kembali dirilis pada 2014.

“Samurai akan kita rilis kuartal II, euro bonds rilis kuartal I, kalau berapa total nilainya itu rahasia,” ujar Robert kepada Bisnis.

Menurutnya, instrument-instrumen tersebut merupakan salah satu usaha pemerintah dalam melakukan diversifikasi perluasan basis investor guna membuka opsi baru sehingga dapat menekan imbal hasil (yield) lebih rendah.

“Kalau tidak salah, yield 10-tahun sudah 9%, obligasi dalam bentuk dolar 10-tahun 3%, maka jika kita punya banyak pilihan instrumen, Kemenkeu menjadi memiliki ruang untuk bermanuver jika ekonomi global kembali berubah pada 2014 ini,” ujar Chatib Basri, Menteri Keuangan di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper