Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok usaha berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, Bosowa Group meresmikan Terminal LPG (Liquid Propane Gas) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pabrik tersebut diresmikan oleh Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Sabtu, (21/12/2013).
Hadir pula Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Founder Bosowa H.M.Aksa Mahmud, Chief Executive Officer Bosowa Erwin Aksa, Managing Director Bosowa Sadikin Aksa, jajaran direksi dan manajemen Bosowa, serta Muspida Tingkat I Sulawesi Selatan.
Erwin mengatakan investasi proyek LPG tersebut senilai US$70 juta (Rp857,5 miliar). Adapun kapasitasnya mencapaii 10.000 metrik ton gas. Selain itu, terminal dilengkapi fasilitas dermaga dan truk pengangkut yang mampu mendistribusikan LPG hingga 2.000 metrik ton per hari dan mampu memenuhi kebutuhan elpiji di Sulawesi Selatan hingga 700 metrik ton per hari.
Terminal ini dibangun Bosowa melalui anak usahanya, PT Bosowa Duta Energasindo. PT Bosowa Duta Energasindo merupakan perusahaan yang tergabung dalam Grup Energi di Bosowa. Kebutuhan energi seperti gas dan listrik di Sulawesi Selatan, kata Erwin terus meningkat tajam seiring tingginya permintaan konsumsi masyarakat maupun industri.
“Masuknya Bosowa ke LPG menandakan kami masuk ke hilir migas, kami berharap bosowa bisa mengembangkan industri berbasis gas, kimia, pupuk, distribusi gas, dan LNG. Ini sangat dibutuhkan untuk industri kita. Ini terobosan kami, masuk ke industri migas,” kata Erwin dikutip dari siaran pers-nya, Sabtu malam (21/12/2013).
Sebelumnya, Bosowa juga telah mengoperasikan pembangkit listrik di Jeneponto (Sulsel) melalui PT Bosowa Energy. Perusahaan ini memproduksi listrik berkapasitas 2 x 125 MW. PLTU ini dibangun diatas lahan seluas 1.000 hektare (ha) dan menelan investasi sekitar US$ 350 juta. Saat ini, PT Bosowa Energi sedang menjajaki pembangunan PLTU Tahap II berkapasitas 2X125 MW di Jeneponto.
Menperin Hidayat mengatakan masuknya Bosowa ke dalam industri migas akan membuat pasokan LPG di Indonesia Timur lebih terjamin. “Ya tentunya itu, kebutuhan gas di Sulsel cukup besar,” kata Hidayat.
Pada hari yang sama, Bosowa juga meresmikan pembangunan pabrik semen senilai Rp1,1 triliun di Maros Sulawesi Selatan. Semen Bosowa Maros akan meningkatan produksi klinker dari 5.500 ton menjadi 7.200 ton per hari. “Serta dimulainnya pengoperasian penggilingan semen sebesar 1,8 juta ton per tahun,” ujar Erwin.