Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Susut, DPR Desak Pemerintah Segera Ambil Tindakan

DPR mendesak pemerintah melakukan langkah konkrit untuk segera mengatasi merosotnya jumlah petani, karena dapat menghambat swasembada dan menimbulkan krisis pangan yang lebih parah

Bisnis.com, JAKARTA - DPR mendesak pemerintah melakukan langkah konkrit untuk segera mengatasi merosotnya jumlah petani, karena dapat menghambat swasembada dan menimbulkan krisis pangan yang lebih parah.

"Sebagai negara agraris, berkurangnya jumlah petani ini adalah kabar buruk, bagaimana kita mau swasembada pangan kalau jumlah petaninya berkurang karena tergusur ataupun karena ketidakmampuan berproduksi," ujar Firman Subagyo, Wakil Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar, Kamis (5/12).

Menurut dia, berkurangnya jumlah petani tersebut bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara agraris dan proporsi demografis dimana mayoritas penduduk berada di pedesaan yang notabene menggantungkan hidup mereka dari pertanian.

Firman yang juga Ketua Bidang Usaha dan Koperasi DPP Partai Golkar tersebut mendesak pemerintah bertindak cepat mengatasi masalah ini.

Bila tidak diatasi segera melalui kebijakan konkrit dan pro terhadap para petani, Indonesia akan menghadapi krisis pangan yang lebih berat dibanding saat ini, katanya.

Dia menjelaskan jumlah petani terus berkurang karena profesi petani tidak menguntungkan. Akibatnya mereka melakukan hijrah atau urbanisasi bahkan lebih suka menjadi tenaga kerja di luar negeri karena dari aspek ekonomi lebih menguntungkan.

Dia menambahkan infrastuktur pertanian juga belum memberikan satu harapan kepada petani, sehingga sekarang ini setelah lengsernya orde baru yang namanya infrastruktur pertanian tidak pernah tersentuh.

Selain itu penegakan hukum di sektor pertanian terutama terkait masalah lahan, tidak dijalankan oleh pemerintah seperti diamanatkan UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan yang dikonversikan menjadi area lain.

"Faktor lainnya, masalah ketersediaan pupuk yang masih kurang dan juga lemahnya panduan pemerintah bagi para pertani terkait musim tanam yang saat ini sudah banyak berubah akibat perubahan cuaca yang ekstrim," ungkapnya.

Seperti diketahui, data Sensus Pertanian 2013 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah rumah tangga petani pada 2013 mencapai 26,14 juta. Jumlah itu berkurang 16,32% atau 5,1 juta dibandingkan dengan pada 2003.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper