Bisnis.com, JAKARTA – Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menilai saat ini Indonesia kekurangan tenaga ahli yang bersertifikasi untuk menjawab kebutuhan industri pertambangan nasional.
Ketua IAGI Rovicky Dwi Putrohari mengatakan dengan adanya 10.000 izin usaha pertambangan yang ada, kebutuhan tenaga ahli memang masih kurang. Pasalnya, sejak akhir 2012, program sertifikasi tenaga ahli geologi dan pertambangan (Competent Person Indonesia/CPI) baru mencatatkan 45 orang.
Dia memprediksi untuk satu tahun ke depan akan ada 200 orang yang terdaftar. Menurutnya, bila ingin rasio suksesnya 10% maka kebutuhan selama 2 tahun sekitar 400 orang.
Rovicky menegaskan bahwa tidak setiap orang bisa dengan mudah mendapatkan sertifikat CPI.
“Paling tidak sudah 5 tahun berada di industri ini,” katanya, Kamis, (28/11/2013).
Dia percaya bahwa kompetensi yang dimiliki oleh tenaga ahli Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Pasalnya, kompleksitas kondisi geologi yang dimiliki Indonesia membuat tenaga ahli Indonesia kompeten.
Kompeksitas itu, paparnya, merujuk pada Indonesia sebagai satu-satunya negara di dunia yang memiliki 3 lempeng, yakni Lempeng Samudra Indo-Australia, Lempeng Samudra Pasifik, dan Lempeng Benua Australia.
“Kalau bisa mengatasi yang kompleks, pasti kompeten bila mengatasi di negara lain,” katanya.