Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Semen Turun, Hanya Tumbuh 5,7% per Oktober 2013

Penjualan semen sepanjang Januari-Oktober 2013 hanya tumbuh 5,7% atau lebih rendah dari pertumbuhan penjualan pada periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai 14,5%.

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan semen sepanjang Januari-Oktober 2013 hanya tumbuh 5,7% atau lebih rendah dari pertumbuhan penjualan pada periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai 14,5%.

Adapun pada Oktober 2013 (y-o-y), penjualan semen tumbuh 7,9% atau masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 10,7%.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan, pada Oktober 2013 ada kenaikan penjualan sekitar 411.000 ton dibandingkan dengan Oktober tahun lalu.

Kenaikan tipis ini didorong oleh kenaikan penjualan yang terjadi di seluruh Indonesia. Misalnya, pada Oktober 2013 kenaikan penjualan di Pulau Jawa mencapai 7,7%, Sumatra tumbuh 8,2%. Kemudian, Kalimantan tumbuh 14%, Sulawesi 1% dan Nusa Tenggara & Bali naik 5,4%.

“Bahkan Indonesia Timur juga naik 26%, padahal bulan sebelumnya minus,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Senin (11/11).

Meskipun pada Oktober 2013 penjualan semen membaik, secara keseluruhan sejak Januari-Oktober 2013, pertumbuhan memperlihatkan penurunan. Adapun penjualan semen sepanjang Januari-Oktober 2012 dibandingkan dengan Januari-Oktober 2011, pertumbuhan di Sumatra mencapai 8,6%, Jawa naik 14,9%, Kalimantan meningkat hingga 20,9%, Sulawesi 16,3% dan Nusa Tenggara & Bali tumbuh 14,2 %.

Sedangkan penjualan semen sepanjang Januari-Oktober 2013 dibandingkan dengan Januari-Oktober 2012, Sumatra mencatatkan pertumbuhan 1,7%, Jawa 7,2%, Kalimantan 7,9%, Sulawesi 3% dan Nusa Tenggara & Bali 8,5%.

Artinya, pertumbuhan penjualan semen sepanjang Januari-Oktober tahun ini hanya setengah atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang semester I, penjualan semen hanya tumbuh 7,11%, sementara sampai akhir tahun diharapkan bisa tumbuh minimal 8%. “Namun melihat kondisi sekarang, itu sulit, paling tidak hanya tumbuh 6%,” tuturnya.

Berdasarkan catatan ASI, konsumsi semen sepanjang Januari hingga kini melihatkan perlambatan. Di satu sisi importasi meningkat, namun di sisi lain pasar dalam negeri melambat dan ada penambahan kapasitas yang cukup banyak. Padahal seharusnya, permintaan semen meningkat seiring dengan fokusnya pemerintah untuk membangun infrastruktur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper