Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Listrik Loyo, Hanya Tumbuh 7,16%

Penjualan listrik tahun ini tidak akan sesuai dengan target yang direncanakan, yaitu 9%, karena hingga kuartal III/2013 pertumbuhan listrik hanya sekitar 7,16%.

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan listrik tahun ini tidak akan sesuai dengan target yang direncanakan, yaitu 9%, karena hingga kuartal III/2013 pertumbuhan listrik hanya sekitar 7,16%.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman mengatakan meski tidak sesuai dengan target, pemerintah tetap memberikan subsidi listrik sesuai dengan APBN-Perubahan senilai Rp87,24 triliun.

"Besaran subsidi tidak akan berubah karena perhitungannya juga tergantung oleh besaran kurs dan besaran Indonesia Crude Price [ICP]," katanya, Rabu (6/11).

Dia membenarkan pertumbuhan listrik diperkirakan akan berada di bawah 9%. Namun, hal tersebut tidak akan berdampak di pemberian subsidi listrik karena subsidi tidak bergantung pada pertumbuhan penjualan.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat pertumbuhan konsumsi listrik dari Januari hingga September hanya bisa meraih angka 7,16%. Hal ini berbanding terbalik dengan penjualan listrik tahun lalu yang sudah bisa mencapai 9,77% di periode yang sama.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan penurunan penjualan ini dipengaruhi beberapa faktor eksternal. Faktor tersebut a.l adanya banjir Jakarta hingga Karawang pada awal tahun merupakan dampak penurunan penjualan yang cukup signifikan.

"Selain banjir, dampak libur panjang saat Agustus juga berpengaruh," katanya.

Dari data PLN, perseroan mencatat penjualan listrik kembali naik pada September yaitu 16,02 Terra Watt hour (TWh). Sebelumnya pada Agustus perseroan mencatat penjualan listrik berada pada nilai 14,37 TWh.

Benny menyatakan tahun ini penjualan listrik tidak akan mencapai 9%. Perseroan memperkirakan penjualan akan berkisar pada angka 7,5%-8%.

Dia menambahkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penjualan tidak mencapai target. Maraknya demo buruh akhir-akhir ini menjadi salah satu faktornya. Akibat pemogokan buruh, pabrik-pabrik besar berhenti beroperasi, sehingga penjualan listrik ke industri berkurang.

Selain demo buruh, dampak perekonomian lain yang menyebabkan penjualan listrik tidak sesuai target adalah kelesuan di sektor perdagangan. Kenaikan harga juga menyebabkan kawasan industri menghemat listrik.

Data PLN menunjukkan penjualan listrik di kawasan industri naik 7,5% dibanding tahun lalu. Untuk kawasan bisnis, peningkatan konsumsi dicatat 5,4%. Peningkatan yang lain berasal dari kawasan rumah tangga yang naik 6,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inda Marlina
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper