Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri dan Michelin Bangunan Pabrik Karet Sintetis Awal 2015

Produsen petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. bersama dengan Compagnie Financiere Michelin (Michelin) siap memulai konstruksi pembangunan pabrik synthetic rubber (karet sintetis) pada awal 2015.

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. bersama dengan Compagnie Financiere Michelin (Michelin) siap memulai konstruksi pembangunan pabrik synthetic rubber (karet sintetis) pada awal 2015.

Pembangunan pabrik ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian antara PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI), anak perusahaan CAP dengan Michelin yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Juni 2013. Pabrik yang nantinya bernama atau dikelola oleh PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) ini akan menghasilkan karet sintetis 120.000 ton per tahun.

Presiden Direktur CAP Erwin Ciputra mengatakan pembangunan pabrik direncanakan akan mulai pada awal 2015, dengan penyelesaian dan start-up ditargetkan pada awal 2017. Selanjutnya SRI akan memproduksi Polybutadiene Rubber (PBR) dengan Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR), yang keduanya merupakan bahan baku ban ramah lingkungan.

"Nantinya 120.000 ton per tahun itu akan diekspor. Lebih tepatnya dipasok untuk Michelin, soalnya sekarang pasar Indonesia belum ada,"kata Erwin saat konferensi pers Peresmian Kerjasama Pembangunan Pabrik Karet sintetis PT SRI di kediaman Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Selasa sore (5/11).

Meski begitu, lanjut Erwin, pihaknya dan Michelin tetap membuka peluang bila suatu saat nanti pasar Indonesia untuk produk ini terbuka. "Ini kontrak jangka panjang (ekspor), tapi ada perjanjian bila ada permintaan dari Indonesia maka bisa diberikan."

Adapun total investasi pembangunan pabrik yang berlokasi di Ciwandan, Cilegon, Banten ini diperkirakan mencapai US$435 juta. Komposisi kepemilikan saham dari perusahaan patungan baru tersebut adalah Michelin 55% dan PBI 45%.

Saat ini pihaknya juga tengah menunggu proses pegajuan insentif berupa tax holiday. "Iya kami masih dalam proses," tambahnya.

General Managing Partner dan CEO Group Michelin mengatakan inisiatif investasi ini menjunjukkan komitmen jangka panjang Michelin untuk Indonesia. Dia yakin iklim investasi di Indonesia masih sangat baik di tengah gejolak perekonomian dunia.

"Kami masih sangat yakin dengan berinvestasi di region ini. Ini secara bertahap, kami akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia,"katanya.

Selain itu, lanjut Senard, adanya investasi ini akan menyerap sekitar 170 tenaga kerja Indonesia. "Yang sebagian besar akan dilatih di seluruh dunia (basis Michelin)."

Pabrik karet sintetis tersebut dirancang menjadi pabrik pertama di Indonesia yang bisa memproduksi bahan baku untuk industri ban ramah lingkungan. Adapun mengenai pendanaan, perseroan telah menyiapkan dana dari rencana penerbitan saham baru (rights issue) yang ditargetkan bisa meraup dana US$130 juta.

Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan investasi antara Michelin dengan CAP ini merupakan investasI padaT modal dan berteknologi tinggi. Pihaknya berharap, SRI bisa beroperasi tepat waktu.

"Sekarang tinggal kami, pemerintah membantu dan memberikan jaminan agar proyek ini bisa berjalan dengan tepat waktu, itu tantangannya,"katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper