Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Loyo, Dunia usaha Lesu

Kegiatan dunia usaha melambat pada kuartal III/2013 akibat permintaan pasar yang menurun, khususnya pasar domestik.

Bisnis.com, JAKARTA – Kegiatan dunia usaha melambat pada kuartal III/2013 akibat permintaan pasar yang menurun, khususnya pasar domestik.

Hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan Bank Indonesia mengindikasikan kegiatan usaha yang lebih rendah, tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang turun menjadi 13,35% dari 18,62% pada kuartal II/2013.

“Perlambatan pertumbuhan terjadi padahampir semua sektor ekonomi, kecuali pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih serta pengangkutan dan komunikasi,” demikian kesimpulan survei BI yang dipublikasikan Senin (4/11).

Sejalan dengan perlambatan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas  produksi terpakai tercatat 73,18%, tidak jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya 72,62%. Namun, utilisasi itu masih di bawah angka normal 76,34%.

Meskipun demikian, dunia usaha menganggap situasi  bisnis selama kuartal III/2013 masih kondusif sekalipun tidak lebih baik dari kondisi sebelumnya.

Hal itu tercermin dari saldo bersih sebesar 36,29% atau lebih rendah dari 36,91% pada kuartal III/2012 dan 37,71% pada kuartal sebelumnya.

Pebisnis merasa akses kredit lebih sulit akibat kebijakan bank yang lebih selektif dalam memberikan pinjaman ke sektor-sektor tertentu. Namun, hal itu belum memengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang terlihat dari likuiditas dan rentabilitas yang masih normal.

Sementara itu, penggunaan tenaga kerja sedikit meningkat dibanding periode sebelumnya, terutama pada sektor pertambangan dan penggalian, sejalan dengan peningkatan produktivitas sektor tersebut.

Penggunaan tenaga kerja diperkirakan terus meningkat searah dengan ekspansi usaha 3 bulan mendatang dengan penyerapan tertinggi oleh sektor jasa, perdagangan, hotel dan restoran, bersamaan dengan hari libur akhir tahun dan hari besar keagamaan.

Di sisi lain, harga jual relatif meningkat, terutama  pada sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan dan penggalian.

“Kenaikan harga BBM dan pelemahan nilai tukar rupiah ditengarai memberi dampak kenaikan bahan input produksi.”

Mengenai inflasi, mayoritas responden memperkirakan inflasi secara tren akan meningkat dari 2012.

Kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) serta kenaikan suku bunga ditengarai memengaruhi responden dalam memperkirakan kenaikan harga barang umum sepanjang 2013.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper