Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Over Value Sebabkan Konsentrasi Pengembangan Bergeser

Tingginya kenaikan harga properti dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan gejala over value di beberapa lokasi di Jabodetabek. Dalam kondisi tersebut pasar properti relatif telah jenuh dan tidak akan mengalami kenaikan harga lagi. Para pelaku pasar untuk jeli melihat tren pergeseran lokasi properti yang prospektif.

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya kenaikan harga properti dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan gejala over value di beberapa lokasi di Jabodetabek.

Indonesia Properti Watch (IPW) mencatat dalam dua tahun terakhir peningkatan harga di lokasi-lokasi tertentu mencapai 50%-60%.

Dalam kondisi tersebut pasar properti relatif telah jenuh dan tidak akan mengalami kenaikan harga lagi sebab akan terjadi penolakan dari pasar yang tergambar dari penurunan penjualan proyeknya.

Direktur IPW Ali Tranghanda mengatakan lokasi-lokasi dengan harga properti terlampau tinggi telah menyebabkan pasar mulai jenuh. Apalagi, jelasnya, sejak memasuki semester II 2013 terdapat kenaikan suku bunga kredit yang disusul dengan keluarnya kebijakan Bank Indonesia mengenai pengetatan KPR inden dan loan to value progresif.

“Di tambah dengan para spekulan yang menganggap properti layaknya saham. Tak heran sampai sekarang harga naik terus. Tapi masalahnya yang beli sudah mulai terbatas, pasar sudah mulai jenuh,” katanya di sela-sela peluncuran kawasan hunian Vida Bekasi di Jakarta, Kamis, (24/10/2013).

Dalam kondisi yang diprediksi mengalami perlambatan pertumbuhan di 2014, Ali mengingatkan para pelaku pasar untuk jeli melihat tren pergeseran lokasi properti yang prospektif.

Dia menyebutkan Serpong dan Pantai Indah Kapuk merupakan area yang mengalami pertumbuhan harga yang sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Untuk Serpong, jelasnya, dalam kondisi seperti itu potensi pengembangan kawasan akan melebar ke Bintaro, Sawangan dan Depok.

“Bintaro terutama akan menjadi sasaran utama pergeseran tersebut,” tegasnya.

Di samping itu, Ali menyatakan kawasan Cibubur dan Bekasi Barat juga mengalami over value. Dia menjelaskan pasar properti di kawasan tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan dalam tahun-tahun terakhir.

“Perkembangan harga tanah di sana mencapai 35% per tahun. Itu terjadi terutama dalam dua tahun terakhir. Pasar properti Bekasi Barat juga sudah mengalami kejenuhan akibat kepadatan aktifitas bisnis di daerah tersebut,” jelasnya.

Bagi dua kawasan tersebut, ujarnya, akan mengalami pergeseran konsentrasi pasar ke kawasan Cileungsi, Bogor. Menurutnya, faktor harga tanah yang masih terjangkau menjadi pemicu peralihan konsentrasi pengembangan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper