Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia bersama Malaysia dan Singapura mendapatkan suntikan dana US$17,5 Juta atau setara Rp198 miliar dari sejumlah investor guna mengganti sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Dana itu diperoleh dari Nippon Foundation, IFAN, Malacca Strait Council (MSC), UAE, Republic of Korea, International Maritime Organization (IMO), Malacca and Singapore Straits Trust Fund, Saudi Arabia, India, China, dan Jepang dalam forum 6th Cooperation Forum (CF) di Bali awal bulan ini.
Humas Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Sindu Rahayu mengatakan pendanaan itu diperoleh dalam pembahasan Co-operative Mechanism and the Straits of Malacca and Singapore (SOMS) dalam pertemuan CF tersebut.
“Co-operation Forum telah menerima kontribusi sebesar US$17,5 Juta dari Nippon Foundation, IFAN, MSC, UAE, Republic of Korea, IMO Malacca and Singapore Straits Trust Fund, Saudi Arabia, India, China dan Japan,” katanya dalam siaran pers, Senin (21/10/2013).
Indonesia dalam hal ini Kemenhub menjadi tuan rumah penyelenggaraan tiga pertemuan internasional yakni 6th CF, 38th Tripartite Technical Experts Group (TTEG), dan 6th Project Co-ordination Committee (PCC) pada 7 Oktober-11 Oktober 2013 di Grand Inna Kuta, Bali.
Ketiga itu pertemuan itu rutin diselenggarakan setiap tahun secara bergantian oleh tiga negara pantai yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Pertemuan itu juga digelar dengan mengundang negara pengguna (user states) dan stakeholder guna membahas keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Menteri Perhubungan EE. Mangindaan mengatakan penting untuk mengundang user state agar bisa memberikan masukan terhadap perbaikan lalu lintas pelayaran di Selat Malaka dan Singapura.
Selain membahas SOMS, pertemuan itu juga menitikberatkan Marine Electronic Highway (MEH) dan E-Navigation, Safety of Navigation in the Straits of Malacca and Singapore, Maintenance of Aids to Navigation in SOMS, dan Marine Environmental Protection in the Straits of Malacca and Singapore.
Khusus soal MEH, Kemenhub mencatat kemungkinan pemanfaatan E-Navigation untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan selat Singapura.
“Juga akan membawa isu MEH ini untuk didiskusikan pada pertemuan 38th Tripartite Technical Experts Group atau TTEG. MEH di Data Center Batam juga beroperasi dengan dukungan dari MEH Back up Data Center di Singapura dan Malaysia,” kata Sindu. (ra)