Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Cuti Bersama, Ini Komentar Pengusaha

Bisnis.com, JAKARTA-  Kalangan pengusaha menyatakan banyaknya hari libur dan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah mengganggu produktivitas industri.

Bisnis.com, JAKARTA-  Kalangan pengusaha menyatakan banyaknya hari libur dan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah mengganggu produktivitas industri.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan di tengah kondisi perekonomian yang kurang membaik saat ini terjadi persaingan industri yang sangat ketat. Namun, di sisi lain, banyaknya hari libur dan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah sangat mengganggu kegiatan produksi industri.

“Pemerintah tolong jangan terlalu banyak libur, kami jadi susah, saat ini persaingan ketat kami harus kerja keras,” kata Sofjan usai menghadiri acara Business Luncheon and Business Forum, Jumat (11/10/2013).

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) Erwin Aksa mengatakan banyaknya hari libur memang sangat mengganggu kinerja perusahaan karena sering digunakan sebagai cuti panjang oleh pekerja. Hal ini tentunya mengganggu produktivitas dan menurunkan jam kerja perusahaan.

Menurutnya, bukan hanya Indonesia saja yang memiliki libur banyak setiap tahunnya.

Seperti China, lanjut Erwin, juga memiliki hari libur yang cukup banyak. “Hanya saja produktivitas mereka tinggi, tidak seperti di sini,” kata Erwin.

Meski begitu, tidak dipungkiri bahwa banyaknya hari libur juga memberi keuntungan untuk Indonesia, terutama di sektor pariwisata.

“Bali dan daerah wisata lainnya diuntungkan tentunya,” lanjut Erwin.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan banyaknya hari terjepit yang dijadikan cuti bersama sangat besar dampaknya untuk industri, khususnya industri padat karya.

Bahkan, kata Eddy, setiap tahunnya, kegiatan produksi industri sepatu terganggu hingga 32% setiap tahunnya. Pihaknya sudah menyatakan permohonan kepada pemerintah agar cuti bersama tahun depan dikurangi.

“Selain mengganggu kegiatan produksi, produktivitas karyawan juga terpengaruh,” katanya.

Menurutnya, masalah pada industri padat karya sudah terlalu banyak, apalagi di tengah kondisi perekonomian saat ini. Belum lagi masalah banyaknya aksi demo yang sangat sering terjadi.

“Misalnya, pada aksi unjuk rasa di hari buruh saja, pengusaha sepatu wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Sukabumi mengalami kerugian hingga US$100 juta dalam satu hari,” jelasnya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper