Bisnis.com, JAKARTA - Perum Perhutani berencana mengembangkan produk turunan gondorukem dan menargetkan terbentuknya anak usaha go public pada 2018.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan pada bulan ini perusahaan akan meresmikan pabrik derivatif getah pinus (gondorukem) dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah.
"Investasinya Rp190 miliar, 70% dari dana internal perusahaan dan 30% dari pinjaman bank," ujarnya, Rabu (9/10/2013).
Pabrik tersebut ditargetkan mampu memproduksi 30.000 ton gondorukem menjadi produk turunan, yakni gliserol rosin ester dan maleic resin.
"Saya mau gondorukem ini diolah jadi produk turunan. Tapi kita pastikan dulu bahan bakunya dengan menambah tanaman pinus," katanya.
Pengolahan gondorukem menjadi berbagai produk turunan diakui Bambang merupakan bisnis baru bagi Perhutani. Pasalnya, salama ini perusahaan hanya mengekspor gondorukem. Adapun China telah menghasilkan produk turunan gondorukem dengan kapasitas hingga 600.000 ton/tahun.
"Kita kuasai pasar dalam negeri dulu, untuk penuhi kebutuhan industri cat, plastik, tinta, dan kertas. Kalau unit usaha ini maju akan kita pisah menjadi anak usaha yang mudah-mudahan bisa go public dalam 5 tahun mendatang," tutur Bambang.
Beberapa negara tujuan ekspor produk derivatif gondorukem dan terpentin yang potensial a.l. India, Jepang, Taiwan, Singapura, Spanyol, Inggris, Jerman, Prancis, Nigeria, dan Amerika Serikat.
Hingga Agustus 2013, produksi getah pinus Perhutani mencapai 56.075 ton. Adapun produksi gondorukem mencapai 37.582 ton atau 61,9% dari target penjualan gondorukem 60.645 ton. Sedangkan realisasi produksi terpentin mencapai 7.449 ton atau 59,4% dari target penjualan 12.529 ton.