Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karet Dekati Harga Terendah 1 Bulan

Bisnis.com, BANGKOK - Karet bergerak di antara untung dan rugi, diperdagangkan pada level mendekati 1 bulan rendah, seiring dengan investor yang melihat pengetatan anggaran Amerika Serikat lebih baik dibandingkan dengan estimasi konfidensi pabrikan di

Bisnis.com, BANGKOK - Karet bergerak di antara untung dan rugi, diperdagangkan pada level mendekati 1 bulan rendah, seiring dengan investor yang melihat pengetatan anggaran Amerika Serikat lebih baik dibandingkan dengan estimasi konfidensi pabrikan di Jepang.

Kontrak untuk pengiriman Maret diperdagangkan di Tokyo Commodity Exchange sedikit berubah pada level 265,6 yen per kilogram (US$2.695 per metric ton) pada pukul 11.34 waktu setempat setelah diperdagangkan di antara 267.1 dan 264,4.

Kontra futures menetap di level 265,7 yen kemarin, yang merupakan angka penutupan paling rendah sejak 21 Agustus. Pada pekan lalu, harga menguat 12%, yang merupakan reli terbaik sejak Desember.

Para pengambil kebijakan di AS mengalami deadlocked dalam pembahasan anggaran dan gagal untuk mencapai kesepakatan yang akan memicu pengetatan parsial pertama pemerintah dalam 17 tahun terakhir.

Dalam beberapa jam sebelum deadline tengah malam, Presiden Barack Obama mendorong para pembuat kebijakan untuk meloloskan pendanaan dan tidak mengekang legislasi jaminan kesehatan untuk menyelematkan ekonomi.

“Problem pemerintah AS akan mendorong investor menghindari aset yang berisiko,” kata Naohiro Niimura, partner perusahaan riset Market Risk Advisory Co. di Tokyo.

Harga sebelumnya naik 0,5% karena perbaikan survei Tankan di Jepang. Indeks kwartalan dari sejumlah pabrikan besar naik ke level 12 pada September, yang merupakan tertinggi sejak 2007, melebihi angka 7 pada survei Bloomberg News. Pasar di China ditutup hari ini hingga 7 Oktober untuk libut Hari Nasional.

Karet Thailand free-on-board untuk hari keempat, turun 0.6% menjadi 80,55 baht (US$2.58) per kilogram kemarin, demikian Rubber Research Institute Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper