Bisnis.com, JAKARTA — Menghadapi pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean yang akan diberlakukan pada 2015 mendatang, Kementerian Koperasi dan UKM fokus pada pemasaran produk makanan dan minuman yang dihasilkan pelaku usaha kecil dan menengah Indonesia.
Muhammad Taufiq, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan prioritas tersebut diberikan kepada produsen skala usaha kecil dan menengah (UKM), karena mereka sudah banyak berorientasi ekspor.
”Pemasaran produk makanan dan minuman menjadi prioritas, juga karena ternyata sangat strategis,” katanya kepada wartawan menjelang pameran koperasi dan UKM penghasil makanan dan minuman pada 2-6 Oktober 2013 di SME Tower, Jakarta Selatan.
Apalagi jumlah penduduk dunia semakin padat sehingga kebutuhan terhadap makanan dan minuman juga terus bertambah. Potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku UKM produsen makanan dan minuman.
Selain itu, katanya, kesadaran masyarakat dunia atas produk makanan dan minuman yang higienis, juga mendorong meningkatnya intensitas bisnis kulliner tersebut. Bisnis itu bahkan sangat mungkin dikembangkan ke kawasan Asia.
Di China misalnya, saat ini berkembang tren anak muda yang nongkrong-nongkrong sembari minum kopi. Oleh karena itu, kata Taufiq, pasar produk makanan dan minuman saat ini tidak terbatas hanya untuk pasar Asean saja.
Karena target pemasaran di arahkan ke pasar global, maka pada pameran tahun ini tagline-nya diberi Rasa Indonesia Selera Global. Artinya, meski produk makanan dan minuman asli dari Indonesia, tetapi cita rasanya sudah mendunia.
”Untuk tahap awal melalui pameran, kita memasarkan produk itu secara nasional di Gedung SME Tower. Setelah itu arah pasarnya sudah jelas menyasar masyarakat internasional,” ungkap Muhammad Taufiq.
Yang pasti, katanya, UKM produsen makanan dan minuman Indonensia sudah banyak berorientasi ekspor, sehingga Kementerian Koperasi dan UKM sebagai instansi pembina pelaku usaha sektor riil, hanya mengarahkan mereka untuk memillih pasar yang tepat.
Khusus besaran omzet yang diinginkan dari pameran ini, Taufiq mengatakan tidak terlalu muluk jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu omzetnya hanya Rp3,8 miliar, dan tahaun ini diharapkan meningkat ke angka Rp5 miliar.