Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelabuhan Teluk Lamong, Kecepatan Bongkar Muat Dua Kali Lipat

Bisnis.com, SURABAYA - Pengembangan Pelabuhan Teluk Lamong selain meningkatkan kapasitas arus barang juga membuat kecepatan bongkar muat naik dua kali lipat dibandingkan dengan  dermaga konvensional.

Bisnis.com, SURABAYA - Pengembangan Pelabuhan Teluk Lamong selain meningkatkan kapasitas arus barang juga membuat kecepatan bongkar muat naik dua kali lipat dibandingkan dengan  dermaga konvensional.

Pemimpin Proyek Pengadaan Peralatan Pelabuhan Teluk Lamong Prasetyadi menguraikan kinerja bongkar kontainer di dermaga internasional bisa 35-40 boks per jam per ship to shore container crane (STS). Padahal kemampuan bongkar dengan alat serupa yang saat ini terpasang di Tanjung Perak hanya 25-30 boks per jam.

"Perbedaannya dermaga internasional Teluk Lamong menggunakan STS dengan kemampuan mengangkut dua kontainer sekaligus. Ada dua STS yang akan dipasang," jelasnya soal peralatan yang akan dipasang di Teluk Lamong, Jumat (27/9/2013).

Dermaga internasional masuk paket A dari rencana pengembangan Teluk Lamong. Selain diproyeksi disandari kapal dari luar negeri berkapasitas hingga 20.000 boks, dermaga ini juga menyediakan tambatan kapal domestik.

Prasetyadi menguraikan dermaga domestik dilengkapi tiga STS dengan model satu kontainer sekali angkat. Sedangkan kapasitas per alat 25-30 boks per jam.

"Alat yang dipasang berbeda dengan dermaga internasional karena domestik kemungkinan tidak disinggahi kapal berkapasitas besar," urainya.

Selain STS, terminal penimbunan kontainer Pelabuhan Teluk Lamong dilengkapi pengangkat kontainer otomatis /automatic stacking crane (ASC). Alat itu dioperasikan dari ruang kontrol sehingga membuat kinerja efisien.

Prasetyadi menuturkan kapasitas angkut alat berteknologi mutakhir itu 30-40 boks per jam. Sedangkan kapasitas alat pengangkat kontainer yang lazim di pelabuhan saat ini hanya 10-15 boks per jam.

Teluk Lamong, lanjutnya, pelabuhan keempat di dunia yang menggunakan alat serupa. Selain berproduktivitas tinggi alat itu juga menggunakan energi listrik jadi lebih hemat.

"STS maupun ASC menggunakan listrik, jadi hemat energi 40%-50% dibanding menggunakan diesel bertenaga solar," jelasnya.

Dia menjelaskan STS sedianya tiba di Indonesia April 2014 dan diuji coba selama sebulan setelah dipasang. Pengiriman alat itu dalam bentuk utuh. Sedangkan lima unit ASC tiba Desember 2013 dan lima lainnya Maret 2014. Kedua alat itu diharapkan siap dipakai pada uji coba operasional Teluk Lamong Mei 2014.

Total belanja alat di pelabuhan baru di bawah pengelolaan PT Pelabuhan Indonesia III Rp1,5 triliun. Dana itu digunakan untuk membeli 10 unit ship to shore container crane (STS), 20 unit automatic stacking crane (ASC), 5 unit straddle carrier (SC), 50 unit combined terminal tractor (CTT), dan pengadaan terminal operating system (TOS).

Alat-alat tersebut didatangkan ke Indonesia secara berkala sesuai tahapan pengembangan bangunan fisik. Pada tahap pertama pembangunan, ditargetkan paket A yang meliputi terminal internasional dan domestik serta lapangan penumpukan siap digunakan Mei 2014.

Teluk Lamong merupakan dermaga dan terminal yang dikembangkan Pelindo III sebagai pelabuhan alternatif setelah kapasitas Tanjung Perak penuh. Pada 2012 lalu, lalu lintas petikemas Tanjung Perak 2,6 juta TEUs dari kapasitas 2,1 juta TEUs.

Adapun kapasitas terminal Teluk Lamong tahap awal 1,6 juta TEUs dan 10,3 juta ton curah kering. Sedianya awal 2014 proyek senilai Rp3,4 triliun itu beroperasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper