Bisnis.com, JAKARTA - Industri Agribisnis dalam negeri masih berpotensi menguasai pasar domestik di tengah serbuan produk impor. Kebijakan pemerintah untuk memperkuat sektor ini mutlak diperlukan.
Ketua Umum Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Fadel Muhammad mengatakan sektor agribisnis dalam negeri saat ini tengah berjuang menghadapi serbuan produk hortikultura asing. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu melindungi sektor ini dengan mengeluarkan kebijakan yang memihak pelaku agribisnis lokal.
"Peluang agribisnis dalam negeri masih terbuka di tengah serbuan asing. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan berkewajiban melindunginya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan harus memproteksi hortikultura lokal, jangan sebaliknya," katanya hari ini, Kamis (26/9/2013).
Fadel menjelaskan salah satu kebijakan yang saat ini menjadi sorotan asosiasi adalah kebijakan impor pemerintah. Dia melihat pemerintah terlalu mudah memberikan ijin impor produk hortikultura dan pangan. Kebijakan ini memiliki implikasi yang buruk bagi pertanian domestik.
"Kebijakan impor menunjukkan ketidakberpihakan pemerintah terhadap pertanian lokal, untuk itu ini [kebijakan impor] harus segera dievaluasi," jelasnya.
Seharusnya, lanjut Fadel, pemerintah membela petani dengan membatasi impor karena impor bukanlah solusi yang dapat menyelesaikan masalah pangan Indonesia.
"Impor adalah solusi jangka pendek, bukan solusi final. Justru seharusnya, pemerintah mampu menunjukkan berbagai potensi lokal yang dimiliki tiap daerah terutama di sektor agribisnis dan pangan," terangnya.
Sementara itu, beberapa asosiasi di sektor pertanian dan agribisnis bekerjasama dengan 12 kementerian berencana menyelenggarakan festival pertanian tingkat nasional yaitu agri dan agro festival. Festival ini akan diadakan selama 3 hari yaitu 29 November - 1 Desember 2013, melibatkan 508 kabupaten dan kota dari seluruh Indonesia.