Bisnis.com, JAKARTA - Koridor barat Jalan TB Simatupang, khususnya di kawasan BSD-Bintaro sangat prospektif bagi perkantoran masa depan, sehingga Pemkot Jakarta Selatan harus antisipatif mengikuti perkembangan di kawasan tersebut.
Pengamat dan praktisi properti Ali Tranghanda menjelaskan banyaknya "tenant" yang memindahkan kantor ke kawasan TB Simatupang karena dekat dengan jalan Tol Lingkar Luar Jakarta yang menghubungkan kawasan hunian di Selatan, Barat, dan Timur Jakarta.
"Perlu penataan kembali kawasan tersebut agar dapat menampung kendaraan bagi mereka yang berkantor di kawasan itu. Pembenahan bisa dilaksanakan melalui ketersediaan jalan arteri dan fasilitas jalan yang memadai hal ini bisa dikerjasamakan dengan pemilik bangunan," ujarnya, Minggu (22/9).
Menurutnya, banyak perusahaan yang tidak terlalu banyak berhubungan dengan orang seperti consumer good, migas, dan pertambangan yang berkantor di kawasan tersebut.
Adapun perusahaan yang bergerak di sektor keuangan dan perdagangan banyak yang tetap berkantor di pusat Jakarta karena pertimbangan prestise dan sebagainya.
Permintaan (demand) untuk ruang perkantoran baik sewa maupun jual (strata tittle) di koridor Jalan Tol Tahi Bonar Simatupang hingga akhir 2013 diprediksi masih sangat tinggi.
Ali mengatakan perkantoran di koridor Simatupang khususnya yang dekat kawasan BSD dan Bintaro akan memiliki prospek yang cukup bagus.
Namun, Ali mengingatkan untuk mengurangi beban jalan sebaiknya kantor di kawasan ini didisain untuk berbagai peruntukan misalnya disamping kantor juga hotel dan apartemen.
Hal senada juga disampaikan ahli planologi Yayat Supriatna yang menyampaikan pengembangan ke depan dari koridor TB Simatupang sebaikan bukan sekedar peruntukan kantor tetapi juga hotel, apartemen, dan sebagainya.
Menurut Yayat untuk TB Simatupang koridor yang memungkinkan pengembangan ke depannya mulai dari perempatan Pondok Indah ke arah Barat hingga di kawasan BSD-Bintaro, sedangkan dari perempatan Pondok Indah sampai dengan Pasar Minggu sudah demikian padat.
Yayat mengatakan, koridor TB Simatupang apabila ingin dikembangkan kawasan perkantoran maka harus disiapkan fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan yang memadai.
Kawasan tersebut juga harus memiliki pusat aktivitas karena tidak mungkin melakukan deal-deal bisnis di kantor sehingga memang harus ada salah satu ruanag yang dimanfaatkan untuk pertemuan.
Kemudian daya dukung lingkungan juga harus diperhatikan mengingat infrastruktur di kawasan tersebut awalnya untuk permukiman bukan untuk kegiatan bisnis.
Sehingga kalau ingin diperuntukkan bagi kegiatan bisnis maka pengembang harus berani investasi lebih besar lagi dengan tidak sekedar membangun kantor tetapi bangunan dengan berbagai peruntukan (mix use).
Yayat mengatakan, daya dukung ini harus diperhatikan sebab kalau tidak akan membuat kesemerawutan di kawasan ini sebagai gambaran di koridor Simatupang dari Pejaten - Cilandak selalu mengalami kemacetan.
Yayat mengatakan, pemerintah kota Jakarta Selatan harus mulai mengatur tata ruang kawasan ini terutama akses sehingga kawasan ini tidak diwarnai kemacetan.
Yayat mengatakan, banyak dari koridor ini terdapat perempatan tempat bertemunya masyarakat yang berkantor di kawasan pusat Jakarta dari arah Selatan serta dari arah Barat dan Timur sehingga kalau tidak ditata akan membuat kawasan ini menjadi tidak menarik. (Antara)