Bisnis.com, JAKARTA—Pedagang daging sapi berharap pasokan sapi hidup dari luar negeri segera direalisasikan untuk meredam harga daging yang kembali mengalami kenaikan hingga Rp95.000 per kilogram.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan adanya realisasi impor sapi siap potong bisa menjadi solusi paling cepat untuk menambah pasokan agar harga tidak semakin melambung.
“Yang kami butuhkan saat ini adalah pasokan dari sapi siap potong, karena kalau sapi bakalan masih membutuhkan waktu untuk digemukkan lagi,” kata Asnawi kepada Bisnis, Minggu (15/9/2013).
Dia menambahkan daging sapi segar, yang diperoleh dari rumah pemotongan hewan (RPH) dan peternak lokal, menguasai 85% pasar. Berkurangnya pasokan daging sapi dari kedua sumber tersebut sangat mempengaruhi harga.
Adapun, 15% sisanya mengkonsumsi daging sapi beku yang biasanya didatangkan dari luar negeri. Pasar daging sapi beku hanya untuk industri olahan dan hotel, restoran, dan katering (horeka).
Pihaknya berharap pemerintah bisa segera mengeluarkan izin impor dan mendesak importir agar segera memasok sapi hidup ke RPH maupun feedloter. Dia menyayangkan kebijakan penghentian impor sapi siap potong yang dinilai efektif menurunkan harga daging sapi di pasaran.
Asnawi mengungkapkan harga rata-rata daging sapi di Jabodetabek kembali mengalami kenaikan menjadi Rp95.000 per kilogram dari dua pekan laluRp90.000 per kilogram. Harga ini dipengaruhi oleh kenaikan harga karkas antara Rp69.000-Rp75.000 per kilogram.
Dia menjelaskan kenaikan harga karkas ini terjadi pada daging sapi yang berasal dari impor maupun lokal. Harga karkas lokal yang berasal dari sapi bali sekitar Rp74.000 per kilogram, sedangkan sapi kupang maupun limosin senilai Rp72.000 per kilogram.
Harga karkas daging impor kualitas tinggi dari sapi Brahman Cross (BX) sekitar Rp73.000 per kilogram. Adapun, harga sapi impor rata-rata hanya Rp71.000 per kilogram.