Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perpres Kedelai Akan Direvisi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan menegaskan akan tetap melakukan kajian untuk merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 32/2013 tentang Penugasan kepada Badan Urusan Logistik untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai guna mengikuti arahan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan menegaskan akan tetap melakukan kajian untuk merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 32/2013 tentang Penugasan kepada Badan Urusan Logistik untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai guna mengikuti arahan wakil presiden.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku sependapat dengan arahan Wakil Presiden RI Boediono yang mengusulkan untuk menghapus harga jual perajin (HJP) dan membebaskan impor kedelai.

“Saya sendiri sudah oke [setuju] dan telah disuarakan di rapat Kemenko [Kementerian Perekonomian] untuk mengubah perpres [peraturan presiden] untuk memenuhi arahan wapres,” kata Gita di kantornya, Kamis (12/9/2013).

Dia menambahkan yang sudah dilakukan dari arahan tersebut adalah terkait dengan pembebasan kuota impor kedelai hingga akhir tahun yang sudah dilakukan sejak pekan lalu. Kementerian Perdagangan telah menambah izin impor kepada 24 Importir Terdaftar (IT) dari 580.000 ton menjadi 1,1 juta ton yang diajukan per 28 Agustus 2013.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.49/2013 HJP ditetapkan sebesar Rp8.490 per kilogram yang telah berlaku pada 10 September 2013. Regulasi ini sekaligus mengubah HJP yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp7.700 per kilogram.

Harga referensi ini, lanjutnya, hanya berlaku untuk pasokan kedelai impor sebanyak 11.900 ton yang hanya berlaku antara 10-30 September 2013. Bagi pihak yang menjual kedelai melebihi batas atas harga tersebut, akan diberikan surat peringatan.

Gita menjelaskan harga ini akan kembali dikaji ulang untuk penetapan pada Oktober. Patokan harga ini dikaji berdasarkan kurs rupiah dan harga komoditas tersebut di Amerika Serikat yang menjadi satu-satunya negara pemasok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper