Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini kiat sukses dalam bisnis travel melalui jejaring sosial.
Indira Abidin, Managing Director Fortune Indonesia, perusahaan konsultan kehumasan yang menjadi nominasi di kategori Public Education, Travel and Leisure, Consumer Products, Financial and Professional Services, serta Public Sector/Governmen pada SABRE Awards 2013 berbagi kiat sukses industri travel di media sosial.
Dia mengatakan para pelaku industri travel Indonesia harus mampu menguasai teknologi komunikasi pemasaran berbasis digital. Garda terdepan dalam dunia pariwisata kini adalah website.
"Para praktisi pariwisata perlu membangun merek dengan strategi positioning yang kuat dan kemudian membangun reputasi online yang unggul secara global, tergantung sasaran yang dituju," kata Indira dalam rilisnya, Senin (9/9/2013).
Indira juga berbicara mengenai tiga topik dalam Indonesia E-Tourism Summit (IETS) 2013 di Bali, 4-6 September 2013 yaitu strategi website, strategi media sosial, dan manajemen krisis di industri pariwisata.
Dia mengatakan strategi merek dari sebuah usaha pariwisata perlu dibangun dengan baik, agar merek tersebut dapat mudah diingat, dipilih, dan dicintai oleh wisatawan.
Pembangunan merek itu harus didukung oleh kemampuan mengkomunikasikan merek tersebut secara luas secara digital kepada khalayak sasar yang dituju, termasuk melalui website, mobile, tablet, dan jaringan media sosial.
"65% wisatawan mencari ide berwisata melalui pencarian sosial, 52% pengguna Facebook sangat dipengaruhi oleh foto-foto teman-teman dalam jaringan Facebook-nya untuk menentukan tempat wisata, 33% wisatawan mengubah rencana awal mereka setelah melihat foto-foto tersebut. Jadi, kita harus mampu membangun reputasi media sosial, menarik hati mereka agar mereka menggunakan layanan atau datang ke destinasi yang kita miliki, dan kemudian menceritakan kisah-kisah menarik melalui foto atau video di dunia virtual," kata Indira, peraih penghargaan Anugerah Perempuan Indonesia 2012 untuk kategori Perusahaan Publik Bidang Jasa Periklanan itu.
Menurut Indira, para pemilik usaha wisata harus tampil menarik dan unik melalui website sebagai wajah usaha di dunia virtual. Website kemudian harus dipromosikan melalui strategi optimasi mesin pencari, pemasaran melalui email, dan media sosial yang terintegrasi dengan baik.
Indira juga mengingatkan para praktisi wisata Indonesia untuk menjaga kepuasan tamu dan menangani keluhan dengan baik.
"Hubungan dengan tamu yang tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal di media sosial. Semua pemilik usaha wisata harus memiliki kebijakan komunikasi melalui media sosial untuk mendorong seluruh karyawan menjadi duta bagi perusahaannya, dan mencegah mereka melakukan hal yang dapat merugikan merek usahanya di dunia virtual," katanya.