Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung imbauan agar perusahaan pelat merah menunda pembelian pesawat baru di tengah anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, impor pesawat itu berkontribusi besar terhadap devisa negara, meski jumlahnya sedikit.
“Tentang imbauan agar BUMN menunda pembelian pesawat-pesawat baru, saya mendukung keinginan itu. Impor pesawat itu, meski jumlahnya sedikit, tapi makan devisanya sangat besar,” ujarnya dalam pesan singkat, Jumat (6/9/2013).
Langkah itu dilakukan untuk meredam dampak dari anjloknya nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS.
Sebelumnya, Menteri Keuangan menginstrusikan kepada perusahaan BUMN untuk mengurangi impor pembelian barang modal impor.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran pemerintah atas barang impor, mengingat pergerakan rupiah masih terus mengalami tekanan, bahkan melewati Rp11.000 per dollar AS.
Maskapai penerbangan yang menyatakan kesiapannya untuk melakukan langkah itu adalah anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), yakni PT Citilink Indonesia.
Maskapai berbiaya murah (low-cost carrier/LCC) itu mengubah rencana mendatangkan 10 unit pesawat Airbus pada tahun depan menjadi 8 unit pesawat seiring dengan pengaruh pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.