Bisnis.com, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menargetkan mampu mengakuisisi satu perusahaan di Australia akhir tahun ini dalam rencana ekspansi bisnis peternakan sapi di negara tersebut.
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro menuturkan saat ini perusahaan pelat merah tersebut sedang menjajaki tiga perusahaan yang memiliki lahan masing-masing 3.000-10.000 hektare.
“Prosesnya diharapkan bisa secepat mungkin rampung. Nantinya, kepemilikan saham RNI di perusahaan tersebut ditargetkan 51% sehingga kami menjadi pemilik mayoritas,” ujarnya usai acara penyerahan sertifikat pemeringkatan RNI oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia di Gedung RNI, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Menurutnya, akuisisi perusahaan di Negeri Kanguru tersebut dinilai lebih efektif dibandingkan dengan mendirikan perusahaan baru.
Hal itu terkait dengan proses izin di negara tersebut. Bila izin perusahaan baru itu tersendat-sendat, maka rencana mendatangkan sapi dari Australia ke dalam negeri dikhawatirkan akan terhambat juga.
“Kami beli perusahaan, tidak beli lahan. Itu lebih aman jika dilihat dari segi risiko bisnis,” tegasnya.
Setelah berhasil mengakuisisi salah satu perusahaan tersebut, RNI lebih leluasa melakukan proses pengembangan dan distribusi sapi untuk dibawa ke Tanah Air.
“Kami yang penting sapinya. Setelah itu [akuisisi], kami otomatis menjadi asosiasi resmi peternakan sapi di Australia. Dengan begitu, RNI bisa beli sapi sebanyak-banyaknya. Sapi itu kemudian dibawa ke Jakarta untuk mengantisipasi kekurangan daging sapi seperti sekarang ini,” jelasnya.