Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi 5,25%, Menkeu Kurang Happy

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menilai proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang disampaikan oleh Dana Moneter Indonesia (IMF) pekan lalu terlalu pesimistis.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menilai proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang disampaikan oleh Dana Moneter Indonesia (IMF) pekan lalu terlalu pesimistis.

Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan proyeksi tersebut terlalu rendah, mengingat defisit transaksi berjalan yang diproyeksikan juga terlalu lebar.

“Kami tidak akan merevisi outlook yang sudah disampaikan dengan adanya proyeksi tersebut,” ujarnya di Jakarta, Senin (2/9/2013).

IMF akhir pekan lalu merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari sebelumnya 6,3% menjadi 5,25%. Adapun inflasi dikoreksi dari 6% menjadi 9,5%.
Lembaga internasional tersebut juga merevisi defisit transaksi berjalan dari 3,3% terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 3,5%.

Menurut Chatib, proyeksi pertumbuhan ekonomi dan defisi transaksi berjalan versi IMF bertentangan.

Defisit transaksi berjalan yang melebar menunjukkan kian besarnya impor. Mengingat sebagian besar impor terdiri dari barang modal dan bahan baku, hal itu justru menunjukkan penguatan investasi.

Dengan meningkatnya laju investasi, menurut Chatib, seharusnya pertumbuhan ekonomi tidak serendah yang diprediksi IMF. Apabila pertumbuhan ekonomi hanya ditaksir 5,25%, menurutnya, defisit transaksi berjalan seharusnya di bawah 3%.

“Ini logika sederhana saja. Kalau defisit transaksi berjalannya 3,5%, berarti impornya masih relatif tinggi. Impor kita paling besar adalah barang modal dan bahan baku, maka berarti investasinya juga tinggi dan pertumbuhan bisa lebih tinggi dari 5,25%,” jelas Chatib.

Baca selengkapnya: http://epaper.bisnis.com/index.php/ePreview?IdCateg=20130903163#

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper