Bisnis.com, GUANGXI - Indonesia mengandalkan pasar China sebagai salah satu negara tujuan ekspor yang masih potensial di tengah pelemahan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor tradisional, seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Gusmardi Bustami, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, mengungkapkan China adalah salah satu negara tujuan ekspor Indonesia yang utama saat ini.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dengan China pada 2012 sekitar US$51 miliar, dengan ekspor Indonesia mencapai US$21 miliar dan impor Indonesia mencapai US$29 miliar.
“Nilai perdagangan di antara China dan Indonesia memang terus meningkat. Diharapkan pada 2015, sudah tercapai US$80 miliar,” ujar Gusmardi seusai pembukaan China Asean Expo 2013, Selasa (3/9/2013).
Gusmardi mengakui Indonesia masih mencatat defisit perdagangan dengan China sebesar US$7 miliar pada akhir tahun lalu. Namun, pemerintah akan berupaya untuk mencapai keseimbangan perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah menggenjot perdagangan ke pasar China. China, sambungnya, adalah salah satu pasar yang masih menjanjikan, di tengah koreksi ekonomi yang dialami oleh negara-negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor Indonesia.
“Tahun lalu kita memang masih mencatat defisit. Intinya sekarang ini adalah bagaimana menyeimbangkan perdagangan. Kita harus lebih proaktif ke pasar China karena pasar mereka memang masih potensial,” tegasnya
Gusmardi optimistis melalui promosi perdagangan, pameran perdagangan, dan komunikasi antara pelaku industri di Tanah Air dan di China, target Indonesia untuk mencapai keseimbangan perdagangan dapat tercapai.