Bisnis.com, JAKARTA--Neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif makin melebar hingga mencapai US$5,65 miliar dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kondisi ini masih disebabkan oleh defisit neraca migas nasional yang mengalami defisit US$7,6 miliar. Nilai ekspor dan impor Januari-Juli mencapai US$106,18 miliar dan US$111,83 miliar.
“Ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Meskipun neraca nonmigas kita surplus US$1,9 miliar, tetapi masih belum bisa mengkompensasi postur migas,” kata Suryamin saat jumpa pers di kantornya, Senin (2/9/2013).
Dia menambahkan neraca perdagangan Indonesia dengan Asean tercatat masih mengalami defisit baik secara kumulatif maupun jika dibandingkan dengan Juni 2013, masing-masing US$454,5 juta dan US$286,3 juta.
Suryamin menjelaskan defisit yang terjadi di Asean ini disebabkan karena banyaknya impor dari Thailand. Negara lain seperti Singapura dan Malaysia masih surplus.
Adapun, neraca perdagangan dengan sebagian besar negara Uni Eropa tercatat mengalami surplus hingga US$1,5 miliar. Neraca perdagangan Indonesia hanya defisit dengan Jerman dan Prancis.
Suryamin memaparkan neraca perdagangan dengan Amerika Serikat dan India mencatatkan surplus masing-masing US$3,6 miliar dan US$5,3 miliar. Adapun dengan dengan China dan Jepang masih mengalami defisit. (ltc)
BPS: Defisit Neraca Perdagangan RI Melebar
Bisnis.com, JAKARTA--Neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif makin melebar hingga mencapai US$5,65 miliar dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kondisi ini masih disebabkan oleh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rio Sandy Pradana
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 menit yang lalu
Kode Keras JP Morgan untuk Saham GOTO
36 menit yang lalu