Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memilih menunggu keputusan pengurangan stimulus moneter Amerika Bank Sentral AS dua pekan depan, dalam menyusun rencana impor barang modal.
Direktur utama PLN Nur Pamudji mengatakan akan ada penyesuaian dan skenario yang akan perseroan susun setelah pengumuman tersebut.
“Jika sidang telah diumumkan, PLN bisa mengkalkulasi penggunaan dolar,” ujarnya di Jakarta hari ini, Senin (2/9/2013).
Tekanan terhadap nilai tukar rupiah ini mendorong pemerintah untuk mengerem pembelian barang impor yang menggunakan dolar.
Namun, hal ini dinilai memberatkan oleh PLN karena tidak semua peralatan, terutama pembangkit dapat dibayar menggunakan mata uang bukan dari Negeri Paman Sam itu.
Direktur Keuangan PLN Setio Anggoro Dewo mengatakan sebaiknya pemerintah melihat kebutuhan pembelian yang memang harus dibeli menggunakan dolar.
“Untuk impor barang modal yang menghasilkan produk eskpor yang berdaya saing, lebih baik jangan dilarang,” ujarnya.
Dia mengatakan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap barang modal tidak mempengaruhi peningkatan harga listrik karena harga jual dipengaruhi bahan bakar.