Bisnis.com, JAKARTA – Perum Bulog akhirnya mendapat izin importasi kedelai sebanyak 20.000 ton. Namun, Bulog tidak dapat memastikan kapan kedelai ini akan masuk ke Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan izin importasi ini baru terbit Jumat (30/8/2013), sehingga pihaknya belum dapat memastikan kapan realisasi importasi ini dilaksanakan. Saat ini, pihaknya tengah menjajaki beberapa produsen kedelai yang ada di luar negeri.
“Kami tengah melakukan penjajakan ke beberapa produsen kedelai yang ada di luar sana. Mendatangkan kedelai sampai tiba ke Indonesia itu perlu waktu, saya berharap persediaan produsen kedelai di sana masih ada, semoga belum habis terjual,” katanya hari ini, Senin (2/9/2013).
Rencana importasi ini, lanjut Sutarto, tidak berarti menutup serapan dalam negeri. Menurutnya, selama ini serapan dalam negeri masih rendah sehingga untuk menjaga pasokan Bulog, pihaknya harus melakukan impor.
“Pengadaan dalam negeri selama ini tidak sebesar yang diharapkan. Sebagian besar panen petani sudah diserap oleh pasar, terutama pertanian di Jawa. Sementara itu, Bulog harus menjaga cadangan kedelainya,” terangnya.
Saat ini, Bulog tengah melakukan penjajakan ke daerah-daerah seperti di wilayah Aceh, mengingat pasar di daerah cenderung tertutup sehingga pengadaan di wilayah ini relatif masih tinggi.
Bulog sendiri, tambah Sutarto, tidak akan mungkin membeli kedelai dari importir. Karena, sebagian besar importir sudah memiliki jalur tata niaganya sendiri sehingga tidak memungkinkan bagi Bulog untuk masuk ke tata niaganya tersebut.
Produksi kedelai nasional diperkirakan mencapai 800.000 ton, sementara permintaan kebutuhan akan komodtas ini telah mencapa 2,5 juta ton sehingga terjadi kekurangan 1,6 juta ton. selama i, kekurangan tersebut di suply melalui impor.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sempat mengatakan bahwa importir masih memiliki cadangan kedelai untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan kedepan. Pihaknya berharap adanya persediaan ini akan menjaga kestabilan harga kedelai.