Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jaya Andhika Anindyaguna Hermanto meminta pemerintah bertindak nyata dan berhenti berwacana dalam mengatasi kondisi ekonomi nasional yang memburuk akhir-akhir ini.
Menurut dia, nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga menembus Rp11.000 per dolar AS sebenarnya telah terjadi sejak pekan ketiga Juli tahun ini. Pelemahan ini diperkirakan terus terjadi, bahkan bisa menembus Rp12.000 per dolar AS.
"Bayangkan, kurs pada Juli masih di kisaran Rp10.059, sekarang sudah di atas Rp11.000 per dolar AS," kata Andhika yang juga Dirut PT Sugih Energi Tbk, Sabtu (31/8/2013).
Dia mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah dan otoritas moneter untuk menstabilisasi rupiah. Akan tetapi, lanjut Andhika, langkah tersebut harus diikuti dengan tindakan nyata atau 'a quick win' agar mampu menstabilkan rupiah di level yang diharapkan.
Kami sebagai pengusaha, kata Andhika, sudah sering mengingatkan pemerintah dalam berbagai forum tentang pentingnya penguatan fondasi ekonomi yang lebih riil melalui regulasi yang probisnis, aturan main yang jelas, dan menghilangkan ekonomi biaya tinggi seperti pungli dan pajak ganda.
Mantan atlet balap nasional yang biasa disapa Bagoes ini mengatakan, sebagai pengusaha yang sehari-hari terjun ke lapangan, pihaknya memahami betul kondisi daya saing pengusaha nasional saat ini.
Pelaku bisnis nasional, termasuk anggota Hipmi, tutur Andhika, menginginkan pemerintah lebih memperhatikan daya saing nasional dengan meningkatkan produktivitas usaha. "Kami berharap agar situasi ini jangan sampai masuk ke fase krisis."