Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengharapkan produsen biofuel bisa menjalin kontrak langsung untuk memasok bahan bakar industri sehingga bisa meningkatkan serapan produk turunan minyak sawit tersebut.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menghimbau produsen biofuel agar segera merealisasikan kontrak dengan industri sebagai pengguna bahan bakar berskala besar. Adanya kontrak ini bisa mempercepat pertumbuhan tingkat serapan biofuel.
“Adanya kontrak langsung ini bisa menambah serapan di tingkat domestik. Jika target tahunan sebesar US$2,8 miliar-US$2,9 miliar, maka hingga akhir tahun akan ada potensi US$700 juta yang bisa diperoleh selama 3 bulan,” kata Bayu kepada wartawan, Minggu (1/9/2013).
Dia mencontohkan perusahaan tambang atau industri bisa memanfaatkan kontrak pembelian bahan bakar nabati ini untuk mesin-mesin maupun alat transportasi. Kerjasama ini bisa lebih efisien, terutama bagi industri yang berada dekat sentra produksi sawit.
Bayu menuturkan kontrak ini membutuhkan kesepakatan antar perusahaan yang kuat agar komitmen kedua belah pihak bisa tersinkron. Terlebih, potensi penyerapan biodiesel untuk industri berkisar antara US$1 miliar-US$1,5 miliar.
“Kami memang belum ada data mengenai realisasi kontrak yang mungkin sudah terjadi, tetapi saya meyakini potensinya besar. Kami akan tetap berkonsentrasi penggunaan biofuels pada industri,” ujar Bayu.