Bisnis.com, PALEMBANG - Pasar alat kesehatan diyakini oleh industri farmasi memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi dibanding pasar obat di mana saat ini telah bertumbuh sekitar 20% -25% dengan nilai bisnis yang mencapai Rp4,9 triliun.
Direktur PT Soho Global Medika, salah satu anak perusahaan farmasi terkemuka, Obed F.L mengatakan tren tingginya pertumbuhan pasar alat kesehatan telah terasa sejak 5 -7 lalu.
"Pasar alat kesehatan saat ini memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding pasar obat yang sekarang hanya sekitar 10%,"katanya di sela perkenalan alat pendeteksi macular pigment level pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia di Palembang, Sabtu (31/8/2013).
Menurut Obed, tingginya pertumbuhan pasar alat kesehatan seiring dengan pertumbuhan teknologi dan meningkatnya penyakit gaya hidup.
Melihat peluang tersebut, lanjut dia, banyak perusahaan alat kesehatan berupaya berebut "kue" melalui serangkaian inovasi. Apalagi saat ini jumlah perusahaan alat kesehatan sudah melebihi jumlah perusahaan yang bergerak di bidang produksi obat-obatan.
Secara market share, pasar alat kesehatan baru mencapai sekitar 10% dari total nilai bisnis pasar farmasi sebesar Rp49 triliun.
Soho sendiri ingin memperkuat posisi di peta persaingan alat kesehatan dengan meluncurkan alat pendeteksi macular pigment level bermerek MPSII yang perusahaan klaim pertama di Indonesia.
"Kami mendapat hak istimewa untuk menjadi distributor tunggal MPS II yang merupakan buatan perusahaan asal Inggris Elektron Technology,"paparnya.
MPS II adalah alat yang dapat mengukur berapa besar pigmen makula yang dimiliki sesorang sebagai langkah pencegahan kasus kebutaan age-related macular degeneration (AMD).
Perusahaan menargetkan penjualan alat kesehatan itu sebanyak 25--30 unit hingga akhir tahun.
"Saat ini kami masih mengurus perizinan untuk memasarkan MPS II secara komersial. Setelahnya kami targetkan minimal di setiap provinsi ada alat ini,"katanya.