Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mars dan Swisscontact Genjot Produksi Kakao Sulsel

Bisnis.com, MAKASSAR - PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan Swisscontact melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam meningkatkan produksi dan kualitas kakao petani di daerah itu melalui Program Produksi Kakao Berkelanjutan

Bisnis.com, MAKASSAR - PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan Swisscontact melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam meningkatkan produksi dan kualitas kakao petani di daerah itu melalui Program Produksi Kakao Berkelanjutan atau Sustainable Cocoa Production Program (SCPP). 

Mengawali kegiatan tersebut, para pelaksana program melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma dengan pihak MSI yang diwakili oleh Presiden Direktur Ruud Engbers, ER Manager Sari Nurlan dan MSI Project Manager Darna Ismail. 

Sementara dari pihak Swisscontact - SCPP diwakili oleh Program Director Manfred Borer dan SCPP Program Officer Haerul Nangngareng. Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan di Grand Clarion Hotel & Convention Makassar, Rabu (28/8/2013).
Dalam rilisnya kepada Bisnis, ER Manager PT MSI Sari Nurlan mengatakan program yang akan dijalankan di Kabupaten Luwu Timur hingga 2015 itu, akan melibatkan 3.500 petani kakao melalui peningkatan budidaya tanaman kakao, peningkatan manajemen organisasi dan keuangan, penanganan pasca panen, penguatan kelompok tani serta melakukan sertifikasi produksi kakao petani agar produksi kakao petani Sulsel dapat diterima oleh industri kakao secara luas.

“Adapun pendanaan program ini bersumber dari SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs) dari Switzerland, PT Mars Symbioscience Indonesia dan IDH (The Sustainable Trade Initiative) dari Belanda,” sebut Sari.
Dia menambahkan program ini difokuskan untuk para petani kakao yang belum pernah mengikuti pelatihan budidaya tanaman kakao sebelumnya, mempunyai lahan kakao serta tergabung dalam kelompok tani di wilayahnya.

Melalui kelompok, diharapkan para petani akan lebih mudah memeroleh berbagai akses pertanian termasuk fasilitas keuangan dari perbankan dalam meningkatkan produksi kakaonya.
Diharapkan pula, dengan adanya program Pelatihan Budidaya Kakao melalui Sekolah Lapang (SL) bagi petani, produksi kakao di Luwu Timur, Sulawesi Selatan dapat meningkat hingga 1.500 kg per hektar per tahun dari sebelumnya hanya sekitar 400 hingga 600 kg per hektar per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wiwiek Dwi Endah
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper