Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kenaikan harga pangan seperti kedelai dan jagung, karena ada anomali di Amerika Serikat.
“Di AS sendiri sebetulnya ada anomali sehingga memang ada kenaikan. Ini kita harus waspadai,” ujarnya, usai rapat koordinasi pangan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (27/08/2013).
Dari rapat tersebut, lanjutnya, pemerintah akan segera mencukupi kebutuhan dalam negeri agar tidak menyebabkan harga komoditas pangan tersebut semakin tinggi. Dia mengaku perlu ada tambahan impor, karena panen kedelai dalam negeri sudah selesai.
Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Suswono mengatakan perlu ada insentif harga kedelai yang menarik bagi petani agar minat tanam kedelai mampu meningkat. Menurutnya, selama ini harga impor kedelau lebih murah dibandingkan harga dalam negeri.
“Kenapa petani tidak tertarik, itu karena harga. Sebelum, ada penetapan Bulog yang siap beli Rp7.000/kg untuk kedelai, harga impor kedelai sekitar Rp4.500/kg. Artinya ini tidak menarik bagi petani untuk tanam,” jelasnya.
Dia mengaku lahan tanam kedelai dalam negeri sempat di angka 1,5 juta hektare. Namun, saat ini justru tinggal 700.000 hektare. Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada tambahan 500.000 hektare lahan tanam.
Suswono tidak menampik jika menambah lahan baru sulit dilakukan pada saat ini. Kendati demikian, lanjutnya, tergerusnya lahan tanam kedelai dipicu dari harga yang tidak kompetitif.