Bisnis,com, JAKARTA – Sebanyak 20 pewaralaba asing yang sudah menyatakan kesiapannya ekspansi ke Indonesia pada 2013, hingga saat ini menahan rencana pembukaan gerai.
Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Kadin mengatakan penundaan tersebut terjadi karena menunggu perkembangan gejolak ekonomi Indonesia seiring dengan melemahnya harga tukar rupiah terhadap dolar AS.
Namun, Amir masih yakin bahwa seluruh waralaba asing tersebut akan dibuka pada tahun ini, sebab berbagai persiapan telah dilakukan termasuk menggandeng mitra lokal yang akan menjalankan bisnis waralabanya di Indonesia.
“Dari 20 perusahaan itu masih belum masuk, mereka menunda sebentar untuk melihat perkembangan lebih lanjut karena bagi perusahaan yang penting adalah kepastian ekonomi, jadi bukan membatalkan,” tuturnya dihubungi Bisnis, Senin (26/8/2013).
Penundaan yang dilakukan oleh pewaralaba asing tersebut pun disambut gembira oleh para calon investor lokal. Pasalnya, kenaikan nilai dolar terhadap rupiah berpengaruh besar terhadap mereka.
“Karena pengusaha lokal harus membayar fee dalam bentuk dolar sementara pendapatan yang diperoleh bernilai rupiah. Kalau tetap dibuka pada situasi nilai tukar rupiah yang melemah, ini akan memberatkan calon terwaralaba,” ujarnya.
Amir menuturkan dari sekitar 20 waralaba asing yang akan ekspansi ke Indonesia, masih didominasi oleh produk kuliner atau restoran, sementara sisanya berupa jasa pendidikan, ritel, dan klinik kecantikan.
Apabila dilihat dari negara yang paling banyak membuka gerai, 60% diantaranya berasal dari Amerika. Disusul oleh negara-negara Asia seperti Singapura, Jepang, dan Malaysia.
Khusus untuk Malaysia, menurut Amir banyak yang tidak terdeteksi ketika masuk ke Indonesia sehingga kemungkinan jumlahnya lebih banyak dari yang terdaftar.
“Malaysia ini agak sulit terdeteksi karena menggunakan bahasa Indonesia, dan mereka ini akan ekspansi di Indoensia targetnya akan membawa masuk 200 waralaba, saat ini ada sekitar 50 an,” ucapnya.
Amir menuturkan bahwa waralaba asing masih akan terus ekspansi ke Indonesia mengingat potensi yang sangat besar, dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta, serta 80 juta diantaranya merupakan penduduk kelas menengah.
“Indonesia masih dilirik sebagai pasar yang potensial oleh merek-merek waralaba asing. Hanya saja saat ini masih berharap stabilitas rupiah bisa tercapai, dan kami yakin pemerintah bisa mengatasi krisis ini.” paparnya.