Bisnis.com, JAKARTA -- Pabrik pengolahan nikel milik PT Macrolink Nickel Development akan menerima pasokan listrik 156 Mega Volt Ampere (MVA) dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Penyaluran tenaga listrik akan dilakukan dalam dua tahap yaitu pada Januari 2016 sebesar 78 Mega Volt Ampere (MVA) hingga Desember 2017. Selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 156 MVA pada Januari 2018 hingga seterusnya.
Direktur Niaga, Manajemen Risiko dan Kepatuhan PLN Moch. Harry Jaya Pahlawan mengatakan kerja sama antara PLN dan pabrik smelter nikel itu merupakan kelanjutan dari perjanjian untuk pemenuhan kebutuhan listrik smelter di wilayah Indonesia Timur.
"Kebanyakan persoalan smelter adalah listrik. Kemudian kami mengontak beberapa produsen mineral yang menawarkan smelter di Indonesia," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (22/8/2013).
Harga jual listrik untuk smelter MND sebesar Rp922/kWh. Hal ini karena mereka menggunakan pelayanan khusus atau premium dari PLN.
Smelter nikel milik MND merupakan investasi pertama yang ada di Indonesia.
Perusahaan asal China itu akan melakukan pembangunan dalam dua tahap. Mereka akan membangun masing-masing dengan kapasitas produksi 100.000 ton nikel per tahun dan keduanya memiliki nilai investasi US$100 juta.
Bahan baku nikel akan diambil dari Sulawesi Tenggara. Produk olahan dari smelter itu sebagian akan diekspor ke China.
Beban smelter yang spesifik dan berat mendorong perusahaan pelat merah itu untuk melakukan kajian menyeluruh. Kajian tersebut terkait dengan pemakaian listrik pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan dampak pemakaian beban terhadap kualitas sistem kelistrikan Sulawesi.
Perseroan mengemukakan hasil kajian menunjukkan bahwa pasokan listrik di Sulawesi Selatan sangat cukup untuk memasok smelter. Selain itu, tidak ada dampak signifikan terhadap mutu dan keandalan sistem kelistrikan.
Total daya yang terpasang pada sistem listrik Sulselrabar sebesar 1278,4 MW dengan daya mampu sebesar 1272,5 MW. Beban puncak listrik wilayah tersebut sebesar 833 MW. Dari hal beban tersebut, cadangan daya sebesar 438,5 MW.
Kerja sama antara MND dan PLN merupakan kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman dua perusahaan pada April lalu. Proyek ini diharapkan menjadi acuan untuk proyek pengadaan listrik smelter berikutnya.