Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dexa Medica Produksi Bahan Baku Aktif Obat Herbal

Bisnis.com, JAKARTA - PT Dexa Medica membangun fasilitas produksi ekstrak bahan alam (IEBA) Dexa Labolatories of Biomolecular Sciences (DLBS) dengan investasi Rp300 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Dexa Medica membangun fasilitas produksi ekstrak bahan alam (IEBA) Dexa Labolatories of Biomolecular Sciences (DLBS) dengan investasi Rp300 miliar.

Fasilitas tersebut didirikan di kawasan Industri Jababeka II, Cikarang, dalam lingkungan pabrik PT Dexa Medica yang luasnya mencapai 4 hektare.

"Fasilitas IEBA DLBS dibangun di atas lahan sekitar 2 haktare," kata Raymond R. Tjandrawinata, Direktur Eksekutif DLBS PT Dexa Medica, seusai peresmian fasilitas tersebut oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Selasa (20/8/2013).

Raymond menuturkan dana Rp300 miliar tersebut lebih banyak terpakai untuk pembelian peralatan riset dan penelitian, serta uji klinik.

DLBS adalah salah satu bagian dari PT Dexa Medica yang merupakan fasilitas untuk riset dan penelitian, serta produksi industri ekstrak bahan alami. Dexa termasuk perusahaan swasta nasional pertama yang memproduksi bahan baku aktif obat herbal, yaitu bioactive fraction.

Fasilitas produksi DLBS ini, kata Raymond, telah memenuhi persyaratan IEBA, seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 6/2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional.

Dia menjelaskan DLBS memiliki tempat riset sendiri pada 2007. Sejak itu, kegiatan riset dengan menggunakan keberagaman hayati Indonesia dilakukan.

Selain itu, DLBS memiliki visi menjadi organisasi berbasis riset yang diperuntukkan bagi penemuan, pengembangan, dan pembuatan produk-produk farmasetikal, biofarmasetikal, dan nutrasetikal.

"Sejak 2011, produk hasil temuan DLBS berupa novel bioactive fraction dansudah dipasarkan oleh PT Dexa Medica," ungkap Raymond.

Keberhasilan DLBS memproduksi bahan baku aktif obat herbal ini sekaligus ikut mendukung program pemerintah dalam hal kemandirian bahan baku obat nasional.

Selain itu, katanya, momentum ini memberikan nilai tambah bagi Indonesia karena bahan baku aktif obat herbal yang diproduksi DLBS telah dipatenkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional lewat skema Patent Cooperation Treaty.

Raymond menyebutkan sejumlah produk unggulan DLBS yang telah beredar, antara lain Inlacin, Redacid, Dismeno, Vitafem Free Me, dan Phlecarps.

Inliacin adalah obat oral anti-diabetes untuk pasien yang menderita diabetes tipe 2 (tidak bergantung pada insulin). Bekerja menurunkan resistensi insulin dan meningkatkan asupan glukosa oleh sel-sel. Obat ini dikembangkan dari lagerstroemia speciosa dan cinnamomum burmannii.

Adapun Redacid untuk membantu meringankan gangguan pada lambung, dengan mengurangi asam lambung dan berfungsi sebagai gastroprotector. "Obat ini mengandung bioactive fraction yang difraksionasi dari herbal cinnamomum burmannii," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper